CBA : Rakyat Merugi Karena Jokowi Gagal Total Benahi Manajemen Mudik

Catatan persoalan klasik soal kemacetan saat pulang mudik masih luar biasa, di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selaku Presiden RI ternyata masalah itu masih belum kelihatan ujungnya.

Senin (4/7/2016) marak ocehan dari pengguna medsos karena banyak pemudik yang penat bukan hanya merugi terkait menghabiskan waktunya di jalan akibat macet panjang saja, tetapi jika diukur dan dihitung global secara materi bisa mencapai triliunan.

Kemacetan terjadi di jalur tol Pejagan-Brebes dimana faktor pencetusnya karena banyaknya kendaraan roda empat yang mogok kehabisan bahan bakar. Parahnya, pemudik juga mengeluhkan soal POM bensin selepas Brebes exit tol (Brexit) kehabisan stok BBM sehingga kendaraan mandek lama di jalan.

Informasi keluhan masyarakat pemudik bukan hanya datang dari fakta di lapangan saja, di linimasa Twitter seperti dikabarkan sejumlah media, pada Senin (4/7/2016) dini hari, banyak yang mengeluh soal masalah ini.

“@PTPERTAMINA hay Pertamina, kami kehabisan bensin nih, sampai mogok mobil km, pdhal sdh 4pom bensin kami datangi Mohon bantuanya. Loc brebes,” kicau akun @pembangkang14 seperti di-retweet oleh akun Twitter TMC Polda Metro Jaya.

Ini adalah contoh kasus yang terjadi di satu titik saja, persoalan lain dari daerah dan tempat yang berbeda mungkin saja ada, dan merupakan pekerjaan rumah pemerintah sekarang.

Uchok Sky Khadafi, Pengamat Anggaran Politik dan Direktur Center For Budget Analysis (CBA) kepada Pena Merdeka Senin (4/7) setelah melihat, memantau dan memperhatikan sejumlah pemberitaan, keluhan dan informasi langsung dari para pemudik khususnya yang menuju di Pulau Jawa tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur, dapat disimpulkan pemerintahan Jokowi gagal total dalam manajemen mudik tahun 2016 ini.

“Berpuluh-puluh jam rakyat mulai dari bayi, lansia dan masyarakat yang ingin mudik ke kampung halaman terjebak di kemacetan yang tak jelas kapan berakhir,” kata Uchok menegaskan.

Ia melanjutkan, Negara sama sekali tidak hadir di tengah kemacetan berpuluh-puluh jam tersebut. “Janji Jokowi di bawah kepemimpinannya Negara akan hadir dalam persoalan rakyat terbukti hanyalah pepesan kosong atau cerita kosong banget,” tegasnya.

Lebih dalam menurut Uchok, kerugian rakyat para pemudik tak terhitung lagi. Mulai BBM yang boros, bila diasumsikan mobili saja sebanyak 2.4 juta bisa menghabiskan alokasi anggaran untuk beli bensin sebesar Rp.1.3 Triliun untuk perhari dan juga uang transportasi yang membengkak hingga kesehatan para pemudik yang terganggu semestinya menggugah pemerintah untuk hadir.

“Tapi harapan itu sia-sia. Rakyat seperti tak punya pemerintah. Ini benar-benar pemerintahan auto pilot saja,” kata Ucok menuturkan.

Mirisnya lagi, di tengah rakyat susah di jalan untuk mudik, putera Jokowi membagi video adu ponco dengan Jokowi. Ini tindakan yang tak patut, yang seolah mengejek rakyat yang bersusah payah untuk mudik ke kampung halaman. Rakyat sudah jenuh dengan tontotan yang tak memiliki makna bagi rakyat.

“Tolong hentikan gymick-gymick palsu yang tak memberi arti apa-apa bagi rakyat itu. Jokowi mestinya sadar dan sensitif. Katanya merakyat, nasib rakyat yang berpuluh-puluh jam di jalan saja tak paham,” ujar Uchok. (wahyudi/red)

Disarankan
Click To Comments