Walikota Bima Arya Usulkan Perkantoran di Jakarta Sediakan Bus Karyawan

BOGOR,PenaMerdeka – Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto meminta pemerintah pusat maupun perkantoran di Jakarta melindungi warganya dari Covid-19. Ia ingin solusi penumpukan penumpang KRL Commuter Line segera diputuskan.

Bima mengatakan, saat terjadi antrean pada hari pertama kerja di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional fase transisi menuju new normal Senin kemarin, Pemkot Bogor langsung mengusulkan berbagai opsi, diantaranya tentang pengaturan jam masuk kerja.

“Saya kira usulan ini ditangkap dengan baik dan harus segera difinalisasi usulan ini di tingkat kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Pemprov DKI Jakarta,” ujar Bima di Stasiun Bogor melansir dari Selasa (9/6/2020) pagi.

Bima melanjutkan, jika Pemprov DKI Jakarta membuka lebih banyak lagi sektor-sektor bisnis, maka potensi terjadinya lonjakan penumpang bakal terjadi lagi. Hal itu perlu diantisipasi.

“Kita juga mengusulkan tentang penyediaan armada bus oleh masing-masing kantor. Kalau memang tidak ada, pemerintah harus menyediakan dan kantor-kantor memaksimalkan yang ada,” tuturnya.

Bima minta usulan ini bisa segera diputuskan. Sebab fase transisi menuju new normal bisa berlangsung lama. Penumpukan penumpang di KRL Commuter Line berpotensi menjadi kluster penularan Covid-19 di masa transisi ini.

“Saya kira ini harus segera diterapkan, karena berpacu dengan waktu. Kalau hari biasa relatif terkendali, tapi Senin depan sudah pasti akan ada lonjakan lagi,” tukasnya.

Bima juga mengusulkan kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) agar penumpang perempuan didahulukan terlebih pagi, sehingga bisa pulang lebih cepat.

Secara keseluruhan, Bima melihat PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah sangat baik mengatur sistem antrean. “Antrean panjang sudah berkurang.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan bahwa semua upaya PT KCI dalam mencegah Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan di dalam KRL, sudah berjalan dengan baik.

“Bisa lihat di medsos, sudah hampir tidak ada komplain di dalam KRL, karena kita memang sudah membatasi jumlah penumpang. Sebenarnya akan sangat efektif ketika kita bisa melayani pekerja yang polanya shifting,” tandasnya. (ers)

Disarankan
Click To Comments