KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Sejumlah sekolah menengah atas (SMA) negeri dan swasta mulai menggelar uji coba pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tangerang, Banten, Senin (6/9/2021). Namun, yang mengikuti PTM terbatas masing-masing rombongan belajar diikuti 50 persen siswa.
Pantauan langsung penamerdeka.com di SMA Negeri 1 Kota Tangerang, para siswa terlihat antuasias saat mengikuti uji coba PTM. Dari depan gerbang sekolah pun sudah ada tenaga pendidik yang menjaga untuk mengecek suhu, dan izin dari orang tua siswa.
Suasana pun nampak berbeda dengan hari-hari biasanya sebelum pandemi covid-19. Sebab, ketika masuk dari gerbang sekolah pun para siswa langsung diarahkan menuju kelasnya masing-masing sesuai dengan pembagian dari pihak sekolah.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten telah mengizinkan penerapan PTM jenjang SMA di Kota Tangerang. Para siswa duduk dengan rapi di kelas masing-masing sembari menjaga jarak.
Di kelas 12 MIPA 3, ada siswa yang mengenakan masker ganda, ada juga yang menggunakan satu lapisan masker saja. Sementara itu, guru yang mengajar juga mengenakan satu lapisan masker. Guru Bahasa Jepang itu tampak mengajar menggunakan sebuah laptop.
Bahan pembelajaran disampaikan kepada siswa melalui proyektor di kelas tersebut. Setiap siswa sibuk menuliskan materi yang disampaikan di buku tulis masing-masing. Sembari menuliskan materi, mereka juga membuka buku modul Bahasa Jepang.
Beberapa kali terdengar interaksi antara para siswa dan guru di kelas tersebut. Ada murid yang aktif menjawab, ada juga murid yang mendengarkan jawaban dari teman satu kelasnya.
“Kalau dari kami SMAN 1, uang pertama kali tatap muka sekitar 50 persen dari siswa kelas 12. Intinya, karena satu kelas jadi satu dengan siswa, jadi perkelasnya hanya 18 siswa dan sekarang sudah masuk ke kelas,” ujar Wakil Kepala SMAN 1 Kota Tangerang, Niniek Nurcahya.
Niniek menjelaskan, untuk per hari ini dengan uji coba PTM ada tiga mata pelajaran. Pembelajaran pun dimulai dari pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dengan sejumlah pertaturan yang harus diikuti oleh seluruh murid mulai dari masuk hingga pulang sekolah.
“Setiap siswa tidak diperkenankan berangkat menggunakan transportasi umum, wajib membawa alat tulis masing-masing, dan sebelum berangkat sekolah wajib sarapan terlebih dahulu. Saat di kelas, tidak boleh pinjam alat-alat tulis, tuker-tukeran enggak boleh. Makan minum di kelas enggak boleh, karena tidak ada istirahat,” urainya.
“Setelah pelajaran, harus dengan tertib pulang. Langsung dijemput, enggak keluar-keluar dulu. Jadi kalau belum dijemput, siswanya di kelas,” sambung dia.
Niniek menambahkan, total murid yang masuk selama sepekan ini ada 162 siswa kelas 12. Menurutnya, sebanyak 98 persen tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah menerima vaksin Covid-19.
“Sementara keseluruhan siswanya hanya beberapa yang belum divaksin, hanya sisa 50 siswa yang belum divaksin,” jelasnya. (hisyam)