UAH: Ada 360 Kebaikan antara Puasa Syawal dan Ramadan

SEPERTI SATU TAHUN PENUH

PenaMerdeka – Puasa Ramadan yang baru usai kita laksanakan mempunyai keutamaan tersendiri. Dan jika pasca Idul Fitri kita mengerjakan puasa Syawal maka ada keutamaan luar biasa yang diberikan Allah Azza wa Jalla. 

Sang Maha Kuasa memberikan kembali kesempatan bagi muslim menjalankan puasa Syawal. Dan sebanyak enam (6) hari kita sebagai manusia diberikan kesempatan berpuasa lagi. 

Melansir dari PenaKalam.id, dalam syariat Islam umat Muslim bisa menjalankannya selama enam hari saja untuk berpuasa Syawal.

Dalam berbagai sumber yang berhasil dihimpun, ada keutamaan setelah bulan Ramadan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA dalam sabda Nabi Muhammad disebutkan: 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: 

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,” (HR Muslim).

Namun demikian lantaran sesuatu lain hal, sejumlah Muslim menjalankan saat Puasa Syawal ada yang tidak bisa menunaikannya selama enam (6) hari berturut-turut.

Atau menunaikannya secara terpisah, artinya selama di bulan Syawal tetapi menjalankannya selama enam hari berturut-turut setelah Idul Fitri. 

Terkadang ada yang menjalankannya setiap akhir pekan saja ketika sedang tidak beraktifitas alias pada waktu libur.

Lantas bagaimana syariat mengajarkan kita jika ketika puasa Syawal ketika dilakukan secara tidak berturut-turut sekaligus. Dan bagaimana faedahnya jika kita menyempatkannya selama berturut-turut.

Dalam buku dengan tema: Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal oleh Ahmad Zarkasih, Lc disampaikan, puasa 6 hari di bulan Syawal tidak harus berurutan. 

Sebab, seperti yang sudah diberitakan ketentuan berurutan atau tatabbu’an 6 hari tidak dinyatakan dalam hadits terkait anjuran puasa Syawal. Karena itu, 6 hari puasa Syawal boleh dikerjakan secara terpisah, yang penting masih di bulan Syawal. 

Sementara Afdhalnya dilakukan secara berurutan. Menurut Imam Nawawi dalam kitab Syarhu Al-Nawawi li-Muslim (8/56), bahwa afdhalnya dilakukan secara berurutan dan menyambung setelah hari Ied al-Fithr (Idul Fitri).

Lalu jika terpisah, atau diakhirkan dari awal Syawal sampai akhir Syawal, maka masih bisa mendapat pahala karena juga masih disebut 6 hari Syawal.

Nah, jadi puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan selama 6 hari masih dibolehkan ya detikers, namun afdhal jika dilakukan berturut-turut.

Nah, sahabat penakalam.id, menurut Ustadz Adi Hidayat dalam kanal YouTube Adi Hidayat Offcial yang tayang Selasa 3 Mei 2022 lalu tentang keutamaan puasa Syawal menurut Dai asal kota santri Pandeglang, Banten ini menyebutkan hadist riwayat: 

“Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far telah mengabarkan kepadaku Sa’d bin Sa’id bin Qais dari Umar bin Tsabit bin Harits Al Khazraji dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Siapa saja insan beriman yang berpuasa Ramadan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa satu tahun”. (HR. uslim).

Dan ketika manusia mengerjakan kemaksiatan dunia maka dijelaskan juga soal konsekwensinya. 

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).” (QS Al An’am 160).

“Berdasarkan perhitungan di atas, puasa 30 hari selama Ramadhan dikalikan balasan 10 kali lipat menjadi 300 hari. Kemudian ditambah 6 hari dikalikan sepuluh, menjadi 360 hari,” ujar Ustadz Adi Hidayat. 

Jadi, terkait puasa Syawal menurut pria yang akrab dipanggil UAH ini bisa ditunaikan muslim secara tidak berurutan seperti yang dijelaskan di atas. (hendra)

Disarankan
Click To Comments