Lebih Dalam Meneropong Siasat Dwi Nopriadi Nahkodai Samsat Cikokol Tangerang
TRANFORMASI BERAKHLAK
KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Cikokol Kota Tangerang gencar menggelar sosialisasi dan informasi perihal pentingnya kesadaran masyarakat menunaikan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Langkah sosialisasi telah digelar UPT Samsat Cikokol sejak beberapa bulan lalu. Menyasar ke sejumlah segmen masyarakat di kota berjuluk akhlakul karimah.
Juga diantaranya petugas Samsat Cikokol melakukan penyebaran brosur sosialisasi Pergub Nomor 21 tahun 2023 Tentang Penghapusan Denda PKB di sejumlah titik lokasi agar masyarakat pengguna kendaraan bermotor tidak menunggak pajak.
“Kami sudah mulai (mensosialisasi) pentingnya bayar PKB. Ya mendatangi pusat keramaian seperti di Mall TangCity dan Pasar Lama Kota Tangerang. Untuk segmen mahasiswa dan pelajar programnya kita bungkus dengan goes to school, goes to campus. Malah kita sudah bikin tim serta duta pajak,” kata aktivis muda Dwi Nopriadi Atma Wijaya yang juga menjabat Kepala UPT Samsat Cikokol kepada penamerdeka, Jumat (21/9/2023).
MENYAPA KESADARAN WAJIB PAJAK UNTUK PEMBANGUNAN BANTEN
Sosialisasi dan informasi yang disampaikan kepada wajib pajak (WP) sangat penting. Dia mengatakan bukan tanpa sebab, lantaran pendapatan asli daerah (PAD) provinsi Banten yang dipungut dari sektor pajak ini nantinya untuk keberlangsungan pembangunan yang sedang dan akan berjalan bagi masyarakat juga.
Dia melanjutkan, hal ini penting dilaksanakan supaya terinformasikan. Bahwa kalau pembangunan infrastruktur dan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang sehat cerdas dan peningkatan ekonomi adalah mendorong kesadaran untuk taat membayar pajak.
Sebab, hasil PAD nanti digelontorkan untuk kepentingan pembangunan serta pengembangan dunia pendidikan, pelayanan kesehatan, infrastruktur jalan dan lainnya.
“Jadi perlu sosialisasi dan informasi untuk peran masyarakat serta pelaku usaha yang mempunyai armada kendaraan supaya dibayarkan pajaknya,” ucap pria yang juga Ketua DPD KNPI Banten ini.
“Bukan artinya hari ini kita gencar menggelar sosialisasi menyebar brosur terus masyarakat bisa langsung berduyun duyun ke Samsat untuk membayar pajak.”
Bahkan sejumlah masyarakat yang berhasil ditemui menurutnya belum mengetahui jika dalam Sistem Manunggal Satu Atap (Samsat) atau Samsat terdapat tiga instansi pemerintah.
Padahal di satu gedung Samsat itu ada unsur Kepolisian, Jasa Raharja dan pihak dia diantaranya petugas dari Bapenda di bawah Pemprov Banten.
Samsat Cikokol telah mengantongi program sosialisasi jangka pendek dan panjang untuk mendulang PAD. Dan ini sudah dilakukan ke semua segmen. Yakni mulai dari tingkat pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum hingga ke perusahaan.
“Jangka pendek dengan menggelar razia pengguna kendaraan, bareng sama mitra kerja dari Kepolisian dan Jasa Raharja. Malah saya kerap terjun door to door layanan langsung ke wajib pajak. Langkah door to door dan razia menjaring langsung kendaraan penunggak pajak efektif juga untuk PAD Banten,” tukas Dwi Nopriadi.
MEMBANGUN TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK
Dia mengklaim soal langkah lain yang sedang dilakukan adalah mengelola digitalisasi informasi. Sebab, badan publik atau sebuah instansi pemerintah (PPID) bertanggungjawab terhadap akses informasi kepada masyarakat.
“Kita sedang bangun lebih kuat informasi informasi layanan kepada masyarakat melalui jaringan media sosial (medsos). Kerja kita juga kita sosialisasi dalam dunia maya,” ucapnya.
Lebih dalam Dwi Nopriadi mengatakan, lantaran saat ini penggunaan medsos sangat tinggi maka bentuk siaran informasi dan sosialisasi program bisa efektif melalui dunia maya.
“Tangerang (masyarakat) sangat produktif di penggunaan jejaring medsos. Rasanya cocok kita upayakan memberikan informasi dari sini,” ujarnya beralasan.
BERLANDASKAN PROGRAM BERAKHLAK PEMERINTAH
Kemudian pada internal Samsat Cikokol perlahan dikuatkan. Dia menyebut tidak hanya menggenjot pendapatan pajak tetapi memberi pandangan obyektif dalam jajaran internal.
“Kami menekankan bahwa kerja yang dilakoni merupakan bagian ibadah lantaran dari hasil kerja di Samsat berdampak maslahat,” ucapnya menegaskan.
Dwi Nopriadi menambahkan, tugas dalam Samsat diantaranya penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan bermotor (Regiden Ranmor), pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan Pajak Permukaan Air (PAP) atau kerja-kerja lainnya.
Pemerintah Pusat menurut Dwi Nopriadi selain menelurkan aturan pelayanan publik, tetapi bagi pegawai sejak 2021 lalu juga menggelontorkan program BerAKHLAK sebagai landasan kerja aparatur.
BerAKHLAK mengantongi akronim Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
“Ini sari dari nilai-nilai dasar ASN. Sedangkan #banggamelayanibangsa merupakan Employer Branding ASN jaman now yang melayani sepenuh hati,” ungkap Dwi Nopriadi.
MENGKONVERSI RUTINITAS MENJADI KERJA BERNILAI IBADAH
Hal ini menurutnya juga sudah terintegrasi dan ditegaskan dalam norma agama. Yakni soal prinsip keseharian dan bekerja. Semua alur kehidupan mempunyai aturan untuk mengejar nilai kebaikan dan pahala.
“Nah, sejak para wajib pajak (WP) datang ke Samsat Cikokol saja petugas mesti menyapa ramah. Hingga memasuki ruang pelayanan juga harus menjaga kesopanan kepada WP,” ungkapnya.
Dia menegaskan artinya dengan bersenyum kepada WP dan ramah apalagi memberi ruang informasi kebutuhan kerja kepada rekan kerja terdapat nilai penting, sudah ada terkandung sifat ibadahnya.
“Menyapa dan senyum punya makna shodaqoh. Sebab, senyum merupakan jenis shodaqoh paling ringan tetapi bisa memberatkan timbangan pahala,” jelasnya.
Artinya kata Dia, semua tugas jika dilakukan lalu dikonversi niat yang baik dalam pendekatan agama terdapat nilai ibadah. Kebaikan dalam keyakinan apapun atau semua agama disebutkannya pasti diperintahkan atau dianjurkan.
Apalagi Dia menegaskan dampak pekerjaan yang digeluti di Samsat Cikokol dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Yaitu pembangunan infrastruktur dan menopang sumber daya manusia di Banten.
Dia mengatakan, bahwa sejatinya ketika manusia diciptakan turun ke bumi perintahnya adalah untuk beribadah.
“Tidaklah Ku Ciptakan jin dan manusia ke bumi untuk beribadah. Kira kira seperti itu kalamullah yang terkandung dalam Al-Qur’an,” ucap Dwi Nopriadi.
“Jadi, tidak hanya (kerja, red) sekedar rutinitas saja. Niat atau cara pandangnya sejak dari rumah memang harus dirubah. Selain ibadah wajib menafkahkan keluarga tetapi kalau dilakukan dengan kerja keras dampaknya kan buat maslahat. Ada dua poin ibadah yaitu bekerja jihad untuk nafkah keluarga dan dari kerja cerdas imbasnya ada kebaikan untuk orang banyak.”
“Khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat memberikan imbas manfaat kepada manusia lainnya,” ucap Dwi Nopriadi menambahkan
Dia melanjutkan, persepektif melakoni profesi di Samsat merupakan karunia Tuhan yang luar biasa jika dilihat cerdas atau secara fathonah.
Pegawai kata Dwi bisa berlaku siddiq yang berarti jujur, amanah yang berarti dapat dipercaya. Sementara fathonah mengantongi makna cerdas. Lalu tabligh yang berarti menyampaikan kebenaran.
Semangat seperti itu harus dibangun dari semua jajaran di Samsat Cikokol. Maka itu kata Dwi Nopriadi beberapa pekan lalu hampir seluruh jajaran Samsat diajak menggelar tafakur alam dalam gathering di Pondok Rasamala kawasan wisata Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
“Kita sepakat, kita ingin pegawai mempunyai karakter. Makanya kegiatan gathering diisi sejumlah game dan pembekalan penguatan team work di jajaran Samsat Cikokol,” pungkas Dwi Nopriadi.
Dia pun mengaku sebagai pimpinan memiliki semangat sama, begitupun berpandangannya juga tak berbeda yaitu kerja bukan hanya sebagai rutinitas. Maka tujuan mendulang PAD dari sektor pajak tidak menutup kemungkinan berbuah berkah hasilnya bakal lebih maksimal. (red)