Eks Operation Director Pertamina Trans Kontinental: Kebakaran Kilang Pertamina, Bukan Persoalan Biasa
JAKARTA,PenaMerdeka – Peristiwa kebakaran yang terjadi pada kilang minyak pertamina untuk kali kedua dalam kurun waktu berdekatan pada beberapa waktu lalu, Balongan 29 Maret dan Cilacap 11 Juni 2021, tak bisa dianggap sebagai persoalan yang biasa.
Pasalnya, menurut Pakar Maritim yang juga mantan Operation Director PT. Pertamina Trans Continental, Dr. Win Pudji Pamularso, peristiwa yang terjadi bukan hanya sekedar persoalan kurangnya pengetahuan atau kelalaian semata.
Namun, akibat kejadian terbakarnya kilang tersebut, maka kebutuhan impor BBM dalam negeri akan semakin meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi masyarakat dan industri nasional.
“Tentu saja Pertamina masih dapat memenuhi pasokan BBM untuk masyarakat, karena jaringan impor BBM yang telah dibangun oleh Pertamina sudah sangat kuat,” ungkapnya kepada pena merdeka, sabtu (26/6/2021).
Masih kata Win, dibalik ‘Accident Industry’ yang terjadi pada kilang Pertamina, akan ada banyak pihak yang siap untuk segera bekerja dengan menggunakan bahasa ‘siap membantu’.
“Akan ada banyak ‘pemburu rente’ yang sangat menikmati keuntungan ketika terjadi disaster seperti ini,” ujarnya.
Secara resmi kata Win, rencana impor BBM tahun 2021 adalah sebesar 113 juta barel atau 18.000 KL dari angka 97.800.000 Barel atau 15.548.459 KL, sebagaimana telah disampaikan oleh Dirut Pertamina di DPR.
“Rencana impor BBM tersebut menunjukkan adanya kenaikan sebesar 13,5%. namun, belum disampaikan pengaruh dari terhentinya produksi kilang akibat kebakaran di Pertamina RU-VI Balongan dan RU-IV Cilacap,” tandasnya.
Berdasarkan sebab dan akibat kejadian terbakarnya kilang tersebut lanjut Win, maka diperlukan reliabilitas kilang termasuk pemeliharaan infrastruktur Tanki kilang menjadi hal yang sangat penting.
“Kenyataan telah terjadinya kebakaran tersebut menunjukkan kurangnya ‘safety awareness’ para pengelolanya,” kata Win.
Peristiwa terbakarnya kilang dalam kurun waktu yang berdekatan tersebut lanjutnya lagi, murni merupakan tanggung jawab Pertamina baik secara sektoral unit maupun korporasi.
“Peristiwa tersebut adalah sebuah peringatan agar Pertamina lebih serius melakukan kontrol terhadap personal, peralatan, dan kelengkapan operasional kilang. (Ers)