Astaga !! Festival Al Adzom Kota Tangerang, Ada Calo, Stan Tato, Biaya Parkir Mencekik dan Kegiatan Politik?

Kegiatan rutin festival Al Adzom yang diselenggarakan Pemerintah Kota Tangerang pada setiap menyambut Tahun Baru Islam ditemukan sejumlah keganjilan. Pasalnya, disebutkan cenderung keluar dari konsep, jauh dari visi kota ber-Akhlakul Karimah.

festival Al- Adzom yang penyelenggaraanya bertepatan pada tahun Baru Islam 1438 Hijriah kali ini saat pertama dibuka oleh Gubernur Banten Rano Karno saja sudah mendapat protes dari unsur masyarakat Kota Tangerang lantaran pemeran si Doel tersebut dianggap menunggangi kepentingan pelaksanaa Pilkada Banten.

Penelusuran yang dilakukan oleh tim wartawan bahkan pada awal-awal pembukan acara dalam kegiatan tersebut sempat ada yang sengaja menggelar stan tato. Kendati belakangan stan itu tidak terlihat lagi.

Kegiatan festival Al Adzom seperti diketahui berlangsung dari 1-10-2016 hingga 12-10-2016. Konsep dan rancangan kegiatan tersebut juga ditata untuk mengakomodir para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Tangerang.

Informasi yang berhasil dihimpun biaya bagi pedagang yang ingin membuka stand diacara tersebut senilai Rp. 2600.000.

Tetapi sayangnya harga sewa stand yang dinilai sudah mahal tersebut masih ada saja oknum panitia yang tega menaikan tariff sewa hingga Rp. 4000.000. Karuan saja pedagang harus merogoh kantong kocek lebih dalam lagi.

Dodi (36) salahseorang pedagang baju muslim yang sengaja menyewa satu stand dalam acara festival Al-Adzom sudah mendaftarkan terlebih dahulu ke panitia satu bulan sebelum acara diselenggarakan.

“Saya datang langsung mas ke kantor panitia, untuk tarif sewa standnya sendiri saya bayar waktu itu Rp. 4 juta,” katanya

Sementara itu, Sobrun Jamili Pengawas Panitia festival Al Adzom menuturkan, stand yang disewakan terhadap pedagang itu sudah ditentukan oleh panitia dengan harga Rp. 2.600.000 selama 11 hari.

“Kalau memang penyewaan stand itu terlalu mahal dan berdampak harga jual yang mahal itu menjadi masalah buat panitia,” ujarnya.

Menurutnya, kalau stand tersebut disewakan melebihi ketentuan harga yang sudah ditetapkan oleh panitia kemungkinan besar itu ada tangan kedua alias calo yang ingin mendapatkan keuntungan.

“Kalau yang sudah saya percaya biasanya pedagang langsung menghubungi ke saya untuk menyewa stand itu, kadang juga sudah menyewa 1 stand dia menghubungi saya lagi buat temennya. Yaaa kemungkinan besar sama orang tersebut disewakan dengan harga yang lebih ketemennya.” terangnya.

Diberitakan sebelumnya bahwa penyelenggaraan tahunan festival Al- Adzom bukan hanya diciderai oleh sejumlah oknum panitia, tetapi mengenai tarif parkir terkait tarif parkir yang diterapkan dalam acara bazar tersebut sangat mencekik para pengunjung.

Banyak masyarakat Tangerang yang kecewa dengan jumlah nominal yang diminta oleh para juru parkir tersebut. Padahal festival yang digelar di area pusat pemerintahan Kota Tangerang dan Masjid Al Azhom itu disesaki para warga.

“Gila mas masa tarif parkir di Festival Al Azhom lebih mahal dari pada parkir di Mall, bayarnya di muka pula,” ujar Abe (30) salahseorang pengunjung yang geram ketika dikonfirmasi.

Sementara itu Rizal Ridolloh Kabid Kepemudaan Disporparekraf Kota Tangerang menjelaskan, anggaran yang di glontorkan oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam acara festival Al adzom tersebut kurang lebih sekitar Rp. 500 juta.

Menurutnya dana tersebut hanya dianggarkan untuk kegiatannya saja. Diluar itu merupakan bukan tanggung jawab Disporparekraf. Untuk acara lomba-lomba dan panggung yang ada di festival Al Adzom diakui Rizal menjadi tanggung jawab Disporparekraf.

“Jadi untuk stand itu di kelola oleh panitia, kami tidak ikut campur terkait stand tersebut,” ucap Rizal Kepada Pena Merdeka beberapa waktu lalu. (herman)

Disarankan
Tunjukkan Komentar (1)