KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Karantina Pertanian Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) musnahkan 98,4 kg benih jagung asal Thailand di Instalasi Karantina Pertanian Soetta, Kota Tangerang.
Benih jagung tersebut dimusnahkan karena positif mengandung bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS).
“Saya mengapresiasi kinerja petugas Karantina Pertanian Soekarno Hatta, yang telah berhasil mencegah masuknya bakteri PSS ini. Selain belum ada di Indonesia, bakteri ini dapat menurunkan produksi jagung secara signifikan hingga mencapai 40 persen dari hasil panen. Sangat berbahaya,” papar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Jumat (29/11/2019).
Menurutnya, bila luas pertanaman Jagung di Indonesia 5,5 juta hektar dengan produksi 5 ton per hektare. Maka, total produksi jagung jika terkena bakteri PSS akan berkurang sebanyak 40 persen x 5 ton per hektare x 5,5 juta hektare ekivalen dengan 11 juta ton.
Lanjutnya, jika kita pakai harga jagung terendah Rp3.150 per kg maka potensi kerugian akan mencapai Rp34,65 triliun per tahun. Dan tidak kurang dari 6,7 juta keluarga petani jagung akan kehilangan pendapatannya.
“Karantina memberi perhatian khusus pada pengawasan masuknya benih impor yang saat ini masih dilakukan karena adanya kebutuhan. Seperti benih jagung impor ini, yang terinfeksi hanya 98,4 kg namun dampaknya akan sangat besar. Penyebarannya penyakit tular benih sangat mudah dan cepat,” jelasnya.
Jamil menambahkan, pihaknya telah instruksikan untuk lakukan pengetatan pengawasan terhadap pemasukan komoditas pertanian dari luar negeri.
“Semua harus terjamin kesehatan dan keamanannya, agar produk pertanian ini aman bagi pangan. Dan yang terpenting hewan tumbuhan kita yang kaya ini terjaga, terlindungi dan sekaligus memiliki nilai daya saing hingga laris di pasar ekspor,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Soetta, Imam Djajadi menuturkan, selain benih jagung asal Thailand, ikut dimusnahkan juga beberapa komoditas pertanian lainnya seperti 21 kg rumput gajah asal Thailand, 10 kg bibit bawang putih asal Singapura, 93 batang bibit tebu asal Cina.
Selain itu, ada juga komoditas hewan berupa 275,8 kg daging segar, 116,6 kg daging babi segar dan olahannya asal Cina, Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Italia, dan Australia yang tidak dilengkapi dengan persyaratan dokumen karantina sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
“Komoditas yang dimusnahkan ini merupakan hasil tangkapan di terminal bandara Soekarno-Hatta. Kami memberikan apresiasi kepada seluruh petugas karantina yang telah bekerja keras menjalankan tugas dan fungsinya untuk melindungi Indonesia dari serangan hama pemyakit hewan dan tumbuhan yang masuk ke Indonesia,” ungkap Imam.
Khusus untuk daging babi dan olahannya yang berhasil ditahan, Imam menambahkan hal ini juga merupakan upaya pencegahan masuknya virus African Swine Fever (ASF) melalui Bandara Soetta.
“ASF adalah penyakit menular pada babi, walau tidak menular pada manusia namun dapat menyebabkan kematian pada hewan yang banyak diternakan dan menjadi sumber pendapatan masyarakat secara ekonomi. Banyak negara tertangga sudah terkena ASF, maka kewasdapaan kami tingkatkan,” pungkasnya. (hisyam)