KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – PDI-P Kota Tangerang Selatan (Tangsel) belum mengetahui persis jika penyelenggaraan Pilkada di Tangsel dinyatakan masuk radar zona merah. Tetapi, kedepan isu politik identitas harus dieliminir, nantinya yang penting juga perihal ide calon serta peningkatan partisipasi pemilih.
Menurut Wanto Sugito Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Tangsel, siapapun yang berkompetisi di Pilkada 2020 ini nantinya harus mengedepankan politik bermartabat.
Politik martabat dalam arti substansinya adalah gagasan. Dan menuangkan ide-ide untuk lima tahun kedepan.
“Pertarungan ide 5 tahun. Tangsel mau dibawa kemana, ini penting” ujar Wanto Sugito, Minggu (16/2/2020).
Dalam Pilkada nanti politisi banteng moncong putih ini menyerukan setiap kontestan tidak mengedepankan politik identitas. Tetapi dalam kampanye masyarakat diajak memilih karena kesamaan gagasan yang disebutkan tadi.
Sehingga siapapun yang menjadi walikota dan wakil walikota nanti bisa menuangkan implementasi lima tahun kedepan. Dan jika tidak terealisasi maka rakyat bisa menuntut gagasan para calon.
“Misalnya kalau isunya intoleransi dan sebagainya, sampai kapan akan begini kan lebih bagus menuangkan program dan ide,” tukasnya.
Wanto sepakat dengan Walikota Tangsel yang saat ini masih dipimpin Airin Rachmi Diany yang secara kebiasaan memberikan nuansa kondusifitas.
“Artinya sebagai walikota, Bu Airin selalu mendorong toleransi yang cukup positif belakangan ini di Tangsel,” tuturnya.
Pihaknya belum mengetahui soal catatan zona merah dari Polri yang menyebut Pilkada Tangsel salah satu wilayah rawan.
“Saya belum bisa bicara tentang Zona Merah itu, karena saya belum lihat datanya ya yang terbaru itu. Yang pasti PR-nya selain soal tadi, yakni soal peningkatan partisipasi pemilih itu penting,” tukas Wanto.
Ia paparkan Partisipasi suara pemilih masih rendah dalam Pilkada yang lalu yaitu dibawah 60 persen. Tahun ini kalau bisa meningkat menjadi 80 persen. (sg)