‘Tiket Surga Sumbangan Mushola’ Dipatok Rp700 Ribu, Siswa SMP di Kabupaten Tangerang Ngeluh
BEDA KELAS BEDA TARIF
KABUPATEN,PenaMerdeka – Masih teringat soal keluhan pungutan di salahsatu SMP Negeri, kini orangtua siswa kembali meradang lantaran terpaksa harus membayar sumbangan ‘proyek akhirat’ rumah ibadah di SMP Negeri 5 Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Informasi yang berhasil dihimpun dari keterangan orangtua siswa yang enggan namanya dipublis, partispasi sumbangan pembangunan fasilitas Mushola di SMP berlabel pemerintah itu juga dimintakan kepada seluruh siswa.
“Sumbangan partispasi pembangunan Mushola dimintakan untuk semua siswa di semua tingkatan kelas. Kelas 7 berjumlah sekitar 32 siswa diminta Rp700ribu. Total kelas 7 jumlahnya 8 ruang kelas,” ucap Indah bukan nama asli kepada wartawan, Kamis (3/3/2022).
Sementara untuk kelas 8 hingga 9 juga mempunyai jumlah rombongan belajar (Rombel) 32 siswa. Di SMP Negeri 5 Pasar Kemis itu menurutnya total jumlah kelas 8 dan 9 masing masing sekitar 8 ruang. Siswa di kelas 8 dan 9 nilai pungutan sumbangan tidak sama dengan kelas 7.
“Kelas 8 dan 9 infonya sekitar Rp500 atau Rp600 ribu,” ucap Indah.
Dan dana sumbangan siswa pembangunan Mushola yang diserahkan ke wali murid itu bisa dicicil sebanyak 5 kali. Namun menurutnya dikeluhkan beberapa orangtua siswa.
“Diwajibkan dan banyak orang tua siswa protes. Kalau seihlasnya kenapa biaya sumbangannya dipatok Rp700rb,” katanya mengeluh.
Dia melanjutkan, informasinya biaya proyek pembangunan rumah ibadah di SMP Negeri 5 Pasar Kemis itu berkisar hingga ratusan juga. Dan orangtua siswa akhirnya mengangsur sebanyak 5 kali untuk membiayai ‘tiket surga’ rumah ibadah di sekolah tempat anaknya menimba ilmu.
Hanya saja kata Indah, meskipun akhirnya sumbangan pembangunan mushola diberikan orangtua siswa karena alasan untuk sarana ibadah dan kebaikan siswa.
Orangtua siswa yang rata-rata kaum ibu mempertanyakan proses pembangunan fasilitas sekolah yang dibiayai pemerintah. Apakah pembangunan sarana ibadah dan infrastruktur lainnya juga sudah termasuk yang dianggarkan pemerintah.
“Bukannya pembangunan itu udah ada anggarannya. (tempat) ibadah cuma kan namanya sumbangan itu ya se-iklasnya dan sekuatnya kita,” pungkasnya. (red)