JAKARTA,PenaMerdeka – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.338 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (21/3/2022) pagi. Mata uang Garuda naik 1,5 poin atau naik 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya yakni Rp14.340.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini. Tercatat, yen Jepang minus 0,02 persen, won Korea Selatan minus 0,34 persen, peso Filipina yang minus 0,07 persen, yuan China minus 0,22 persen, ringgit Malaysia minus 0,04 persen, dan baht Thailand minus 0,12 persen.
Kemudian, dolar Hong Kong naik 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, dan rupee India naik 0,61 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju beragam pagi ini. Terpantau, franc Swiss naik 0,01 persen, dolar Kanada minus 0,04 persen, dolar Australia naik 0,08 persen, poundsterling Inggris minus 0,07 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS. Hal ini disebabkan oleh sentimen negatif dari invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, rupiah juga ditekan dengan inflasi global dan kenaikan harga komoditas global.
“Invasi Rusia masih berlanjut. Rusia masih memberikan tekanan ke Ukraina dengan serangan misil agar menyerah dan menerima syarat-syarat Rusia. Perundingan masih berlangsung dengan negosiasi yang alot. Sebagian pelaku pasar optimis perdamaian akan segera tercapai tapi sebagian lagi skeptis bahwa perang bisa berlangsung lebih lama,” katanya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (21/3/2022).
“Kenaikan harga komoditas energi bisa memberikan tekanan ke harga aset berisiko karena kenaikan harga energi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global,” ucapnya.
Sementara dari dalam negeri, rupiah masih didukung oleh surplus neraca perdagangan, aktivitas ekonomi yang diperlonggar karena tekanan dari covid-19 mereda, dan optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan.
Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tertekan dengan rentang Rp14.360 hingga Rp14.380 dengan potensi support Rp14.300. (uki)