KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Untuk menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Banten, M. Sayuti menggelar reses untuk masa sidang ke III Anggaran Tahun 2017-2018.
Berlangsung di Kampung Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, acara reses tersebut dihadiri sekitar 200 warga dari sejumlah kalangan.
Politisi partai berlambang Kabah itu mengatakan, reses merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap anggota dewan. Sebab, selain bisa menjaring aspirasi masyarkat, juga bisa saling bersilaturahmi dengan para warga yang telah memilihnya memilihnya menjadi wakil rakyat.
“Bukan hanya karena tugas ini sebagai dewan, tapi reses ini bisa mempererat silaturahmi saya dengan warga. Sebab dari warga yang mengantarkan saya duduk di kursi dewan,” terang Sayuti, Selasa (10/7/2018) malam.
Sayuti melanjutkan, pelebaran jalan lintas Provinsi, seperti jalan KH Hasyim Ashari dari perempatan Gondrong, Kecamatan Cipondoh sampai dengan pertigaan Pondok Pucung, Kecamatan karang Tengah, Kota Tangerang akan diprioritaskan karena dengan volume kendaraan yang cukup tinggi kerap menyebabkan macet.
“Tiap hari jalannya macet, emang mau kita tontonin tuh macetnya,” guraunya dengan logat betawi disambut gelak tawa warga.
Ia mengatakan, pelebaran Jalan KH Hasyim Ashari pernah dilakukan, tetapi karena terkendala pembebasan lahan pengerjaannya dihentikan belum sepenuhnya dirampungkan.
“Anggaran yang ada tidak cukup untuk membiayai pembebasan lahannya, akhirnya kita tangguhkan dulu pengerjaannya, maka insya Allah pada tahun 2019 pengerjaannya akan dijadikan prioritas agar supaya bisa diselesaikan,” ujarnya.
Dalam reses ini sayuti menambahkan, banyak menjaring aspirasi masyarakat yang diluar tanggung jawabnya sebagai komisi IV di DPRD Provinsi Banten. Permasalah pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat diakuinya tetap menjadi pertanyaan di wilayah resesnya.
“Saya akan tetap menampung aspirasi warga, nanti akan saya sampaikan ke dinas terkait untuk ditindaklanjuti,” tegasnya.
Dengan adanya reses ini, kata Sayuti, jangan hanya dijadikan sekedar penyampaian aspirasi, akan tapi betul-betul apa yang disampaikan oleh masyarakat perlu diimlementasikan dalam bentuk program-program yang nyata.
“Jangan sampai reses ini dilakukan berkali-kali, akan tapi tidak ada buktinya,” cetusnya.
Sementara Ustadz H Yakub Usman, tokoh masyarakat Pedurenan mengatakan, dengan adanya reses tersebut, apa yang diharapkan masyarakat bisa terkabul dan terwujud.
“Seperti proses pemberian dana hibah untuk rumah ibadah dan majelis takhlim dipermudan dan tidak dipersulit,” terang Yacub.
Ustad melanjutkan, sebelumnya, pihaknya telah mengajukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, namun tidak dikabulkan. Lantaran harus melengkapi administrasi seperti badan hukum.
“Maka dalam reses untuk menjaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Pak Sayuti ini, apa yang menjadi mau masyarakat mudah-mudahan bisa terpenuhi,” tandasnya. (ari/aputra/hisyam)