P2TP2A Tangsel: Kasus Tawuran Siswa Karena Salah Penyaluran Energi

KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan mengatakan, kasus tawuran pelajar disebabkan karena para pelajar salah menyalurkan energi.

Pasalnya, pada usia muda energi sangat besar dan harus disalurkan kepada hal yang positif.

Herlina Mustika Sari ketua P2TP2A Tangsel mengatakan, Tawuran pelajar yang terjadi antara SMK Bhipuri dengan SMK Sasmita merupakan tragedi yang memperihatinkan.

Dimana kejadian tawuran tersebut masih berdekatan dengan hari anak nasional.

“Kami merasa ini kejadian yang memperihatinkan. Di satu tempat lain anak-anak sedang merayakan hari anak nasional, tetapi di Tangsel ada sebagian anak remaja menyalurkan energinya justru dengan tawuran,” kata Herlina di Polres Tangsel, Senin(13/8/2018).

Herlina mengungkapkan, masalah tawuran yang terjadi adalah tanggung jawab semua pihak.

Mulai dari keluarga sebagai unit yang terkecil, harus dapat menemukan cara bagaimana membuat anak merasa aman, nyaman dan terlindungi.

“Dari kasus yang ditangani P2TP2A Tangsel, terkait permasalahan yang menyangkut dengan anak-anak, baik anak sebagai korban maupun anak yang berkonflik dengan hukum, biasanya ada suatu keretakan dalam keluarganya,” ungkapnya.

Kemudian Herlina mengatakan, Sekolah harus bisa melindungi anak secara keseluruhan, baik secara fisik maupun psikis.

“Kami menghimbau kepada sekolah untuk bisa mengakomodir semua kegiatan, agar anak bisa menyalurkan energinya kepada hal yang positif,” paparnya.

Herlina berpesan kepada masyarakat agar bisa menjalankan fungsinya seperti yang tercantum dalam Undang-undang perlindungan anak.

“Pertama fungsi pencegahan untuk perlindungan anak dan masyakat juga harus bisa mendeteksi jika ada gejala kejadian yang akan mengorbankan anak,” ungkapnya.

Herlina melanjutkan, peran Pemerintah sangat penting, karena diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana seperti gelanggang remaja, perpustakaan dan mengadakan acara yang bisa menyalurkan minat dan bakat para remaja.

“Kita semua pernah remaja, dan kita tau energi kita saat remaja sangat besar dan luar biasa. Oleh sebab itu kita harus bisa menyalurkan energi pada kegiatan yang bermanfaat,” ujar ketua P2TP2A Tangsel ini menegaskan.

Herlina menandaskan, jika empat fungsi elemen (keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah) tersebut dijalankan, kami berharap tidak akan ada lagi kejadian-kejadian seperti ini.

“Untuk kasus yang sudah terjadi, kami dari P2TP2A Tangsel akan mendampingi pelaku tawuran untuk menjalankan proses hukum, karena pelaku masih tergolong usia anak yang berkonflik dengan hukum,” tandasnya. (ari)

Disarankan
Click To Comments