JAKARTA,PenaMerdeka – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, ada sejumlah isu kebijakan yang akan dibahas dalam rapat gubernur bank sentral dunia pada perhelatan G20 di Bali. Isu-isu tersebut berkaitan erat dengan ekonomi dan sistem keuangan pada masa pandemi.
“Tentu saja ada beberapa isu yang berkaitan dengan bank sentral. Pertama, bagaimana kerja sama internasional dalam normalisasi kebijakan moneter,” ungkap Perry dalam konferensi pers, kemarin.
Terkait isu tersebut, ia berpesan kepada negara-negara maju yang tergabung dalam G20 untuk melakukan komunikasi yang jelas sebelum membuat keputusan. Soalnya, kebijakan negara maju dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap negara berkembang.
Dengan demikian, ia berharap negara maju dapat memperhitungkan kebijakan dengan baik, kemudian mengkomunikasikannya kepada negara berkembang. Ia juga berpesan kepada negara-negara berkembang untuk mempersiapkan diri dengan normalisasi kebijakan negara maju.
“Dari negara berkembang tentunya kesiapan untuk mengatasi tapering, normalisasi, dan kerja sama internasional, khususnya IMF dapat membantu negara berkembang mengatasi dampak normalisasi,” imbuh dia.
Regulasi sektor keuangan menjadi isu kebijakan kedua yang akan dibahas dalam pertemuan tahunan ini. Pasalnya, Perry menilai masih banyak negara yang menghadapi masalah di sektor keuangan, sehingga regulasi sektor keuangan harus diambil secara hati-hati.
Terakhir, digitalisasi sistem pembayaran dan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) akan menjadi perhatian khusus.
“Makanya yang berkaitan dengan digitalisasi sistem pembayaran adalah kerja sama internasional agar memperlancar, mempercepat, dan biaya transaksi yang murah. Berkaitan dengan langkah bersama untuk menyambungkan sistem pembayaran sistem antar negara,” terangnya.
Digitalisasi pembayaran ini diharapkan nantinya juga akan membuka inklusi keuangan bagi masyarakat yang lebih luas, utamanya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (uki)