JAKARTA,PenaMerdeka – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membeberkan kesiapan Indonesia dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, November mendatang. Kini hampir semua rangkaian pertemuan working group (WG) dan engagement group (EG) telah memasuki tahap akhir.
“Tentu masih ada waktu lagi dalam sherpa meeting kemarin terkait substansi itu yang terkait dengan ekonomi, kesehatan, keuangan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/10/2022).
Pada prinsipnya, imbuhnya, persetujuan mengenai format dan juga bentuk laporan akhir masih akan dibahas di dalam empat putaran sous sherpa di bidang kegiatan-kegiatan dari konten.
Selain itu, Airlangga mengatakan negara G20 terutama negara negara-negara maju masih mendorong agar masalah yang terkait dengan Ukraina menjadi kesepakatan bersama. Sementara para delegasi juga tengah memfinalisasi draft konsensus bersama para pemimpin G20 yang akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration.
“Jadi dari segi teknis maupun format ini masih ada pembahasan-pembahasan yang harus didalami lagi,” ujarnya.
Airlangga mengatakan Presiden Jokowi akan berkunjung ke Bali untuk memastikan persiapan penyelenggaraan KTT G20.
Acara KTT G20 akan diselenggarakan pada 15 hingga 16 November mendatang. Dalam perhelatan itu, Indonesia akan menerima 39 kepala negara atau kepala pemerintahan negara-negara anggota G20 dan negara undangan serta pimpinan dari organisasi internasional.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan hampir semua moda transportasi pada KTT G20 akan menggunakan kendaraan listrik.
Airlangga mengatakan salah satu kendaraan listrik di KTT G20 dipasok dari Toyota Astra Motor (TAM) berupa Lexus tipe UX 300e sebanyak 134 unit. Lexus tipe UX 300e itu akan melengkapi armada mobil listrik yang sudah ada yakni Hyundai Genesis G80 sebanyak 46 unit dan Wuling EV sebanyak 300 unit.
Selain itu, Airlangga menyebut akan ada tambahan bus listrik untuk mendukung moda transportasi pada KTT. “Nanti akan ditambah lagi dengan bus listrik,” ujarnya.
Dalam KTT G20, Airlangga mengatakan Indonesia harus menjadi contoh negara lain dalam upaya transisi energi, baik di sektor energi maupun transportasi.
Oleh karena itu, Airlangga meminta PLN menyiapkan charging station untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan listrik yang tersedia. Ia juga berharap dukungan industri otomotif tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan KTT G20 saja. Namun berlanjut dengan memproduksi secara massal mobil listrik di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.
“Tentunya kita berharap kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan awal dari percepatan agar electric vehicle di Indonesia bisa ditargetkan 20 persen minimal di tahun 2030,” jelasnya. (uki)