201 Hektare Sawah di Kabupaten Tangerang Terancam Gagal Panen

DAMPAK KEMARAU PANJANG

KABUPATEN TANGERANG,PenaMerdeka – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang mencatat, sebanyak 201 hektare lahan sawah terancam mengalami gagal panen atau puso. Hal itu akibat dampak kemarau yang berkepanjangan. 

“Ada sekitar 201 hektar lahan sawah yang terancam. Posisi sawahnya itu kekeringan karena sudah tanpa air selama musim kemarau ini,” kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, Minggu (3/9/2023).

Asep mengatakan ratusan hektare lahan sawah yang terancam alami gagal panen berada di 12 kecamatan. Seperti di Cikupa, Sindang Jaya, Cisoka, Jambe, Tigaraksa, Jayanti, Kresek, Sukamulya, Gunung Kaler, Mekar Baru, Kronjo dan Panongan.

“Itu yang posisi tanamannya terancam. Dan area itu masih mengandalkan air dari irigasi, air hujan dan galian pasir. Tapi dari ratusan lahan itu yang sudah dipastikan puso itu ada 15 hektare,” katanya.

Asep menuturkan ratusan hektare lahan yang terancam tersebut diprediksi gagal memproduksi sebanyak 1.200 ton gabah. Ancaman gagal panen itu telah berdampak terhadap nilai harga gabah di daerahnya, dengan nilai gabah kering panen (GKP) Rp6.700 rupiah per kilogram dan gabah kering giling (GKG) Rp7.000 per kilogram dengan mengalami kenaikan rata-rata Rp500 rupiah.

“Harga sebelumnya itu kan di sekitar Rp6.000-Rp6.500. Kalau gabah kering giling Rp500 per kilogram. Ini diikuti dengan kenaikan beras medium Rp12 ribu-Rp14 ribu,” jelasnya.

Asep menambahkan langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah atas dampak itu adalah dengan menyiapkan bantuan 5 ton benih padi ciherang untuk didistribusikan ke para petani yang terdampak. Selain itu, pihaknya tengah menyiapkan pompanisasi yang diserahkan kepada kelompok tani dengan jumlah pompa sebanyak 16 unit.

“Apabila ada petani yang enggak ada sumber airnya, tapi enggak ada alatnya, kita sudah koordinasi dengan provinsi untuk menambah bantuan,” tukasnya. (hisyam)

Disarankan
Click To Comments