Pada awal Maret 2016 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa untuk memangkas biaya akomodasi bisa dilakasanakan dengan program akses tol laut.
“Potong rantai perdagangan yang tidak efisien dengan langsung berhubungan dengan produsen barang-barang pokok, dan barang-barang penting lainnya. Di samping perlu diperluas dan ditambahkan jangkauan informasi jadwal, rute dan tarif angkutan barang Tol Laut pada tempat-tempat yang mudah diakses oleh masyarakat,” kata Jokowi.
Kini hal itu diamini oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli.
Menteri yang kerap ‘tampil’ kontroversial ini mengklaim, bahwa proyek Tol Laut yang diusung Presiden Jokowi bukan hanya cerita dongeng belaka. Tujuan yang ingin dicapai dari keberadaan tol laut adalah mempersatukan Indonesia serta membangun keadilan dan pemerataan antar daerah.
Proyek tersebut saat ini telah berjalan dan berhasil menurunkan biaya logistik di Tanah Air.
Dia membeberkan, proyek Tol Laut telah berjalan dalam beberapa bulan terakhir. Adapun trayek yang telah jalan adalah Jakarta (Tanjung Priok) ke Natuna (Anambas), Surabaya ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Pulau Moa, Saumlaki, Dobo dan Merauke.
Kemudian trayek dari Makassar ke Manokwari, Wasior, Nabire, dan Biak, trayek Surabaya ke Namlea, Fak Fak, dan Timika, serta trayek Makassar ke Maluku Utara, Morotai, Ternate, Tahuna, Lirung, dan Tobelo.
“Esensinya kita membahas soal tol laut. Apa betul-betul sudah jalan atau masih dongeng doang. Kita sekarang ada trayek dalam rangka tol laut ini, supaya ada jembatan laut dalam barang dan penumpang ke lokasi pulau kecil yang selama ini tidak ada akses transportasi laut,” katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (30/5).
Menurutnya, pemerintah telah mengeluarkan banyak uang untuk investasi dalam perbaikan kapal, membangun kapal baru, dan mensubsidi proyek ini. “Karena beberapa dari daerah ini belum betul-betul ekonomis secara finansial. Jadi disubsidilah lokasi ini,” imbuhnya.
Menko kembali menjabarkan, tiga trayek Tol Laut yang telah beroperasi ini memberikan dampak terhadap peningkatan muatan baik dari Pulau Jawa ataupun ke luar Pulau Jawa. Dengan adanya kapal reguler yang melintas di wilayah tersebut, biaya transportasi angkutan untuk komoditas dasar hingga harga barang kebutuhan pokok pun ikut turun.
Dia mencontohkan, harga beras di Indonesia Timur telah turun 22%, gula pasir turun 28%, minyak goreng curah turun 15%, tepung terigu turun 29%, daging ayam ras turun 28%, telur ayam ras turun 49%, triplek turun 17%, dan semen turun 22%. “Ini semua turun dibanding sebelum ada Tol Laut,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Tol laut yang dimaksud adalah membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke. (yuyu)