Banyak Pengidap TBC di Kabupaten Tangerang, Ini Faktor Penularannya

KABUPATEN TANGERANG,PenaMerdeka – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Desiriana, Mars, mengungkapkan, pengidap Tuberculosis (TBC) Indonesia tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India.

Di Kabupaten Tangerang sendiri, kata Desriana, penularan penyakit yang di sebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis masih cukup tinggi se-Provinsi Banten.

“Di Kabupaten Tangerang TBC masih cukup tinggi. karena Kabupaten Tangerang merupakan daerah terbanyak penduduknya di Provinsi Banten,” kata Desriana usai menghadiri Seminar Nasional bertajuk ‘Saatnya Indonesia Bebas TBC Mulai Dari Saya’ yang digelar LKNU Tangerang Raya, di Islamic Village, Karawaci, Rabu (3/4/2019).

Desriana menjelaskan, penyakit TBC bisa di bagi beberapa gejala Utama. Seperti batuk berdahak terus menerus lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah, Sesak napas dan nyeri dada. Selain itu, ada juga gejala tambahannya, yaitu adanya penurunan berat badan di barengi dengan demam berkepanjangan, berkeringat dimalam hari walaupun tidak melakukan kegiatan serta kurangnya napsu makan.

Untuk itu, Ia mengimbau kepada masyarakat, apabila salah satu keluarganya ada yang sudah terjangkit TBC diminta segera datang ke Puskesmas terdekat untuk melakukan pengobatan secara intensif selama enam bulan.

“Apabila dalam satu keluarga ada yang terjangkit TBC, maka orang disekitarnya pun harus diperiksa juga. Oleh sebab itu, saya berharap, masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat agar terjaga daya tahan tubuhnya, sehingga tidak mudah terserang oleh bakteri penyebab TBC,” Jelas Desriana.

Di lokasi yang sama, Hendra Tarmizi, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang mengaku dalam kurun waktu 2018 telah menemukan 11.000 dari target 12.000 kasus TBC di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.

Penemuan kasus tersebut, kata Hendra untuk mempermudah melakukan pengobatan terhadap pengidap TBC.

“Paling banyak kita temukan kasus TBC di kota bumi. Tapi bukan berarti daerah terbanyak kasus itu paling jelek, semakin banyak kita menemukan kasus, artinya kita semakin mudah untuk menanggulanginya,” katanya.

Hendra mengungkapkan, sejauh ini orang yang terjangkit TBC masih didominasi oleh usia-usia produktif. Menurutnya, masalah TBC ini tidak terlepas dari faktor ekonomi. Artinya, faktor ekonomi menjadi mata rantai untuk menerapkan pola hidup sehat.

“Biasanya yang terkena TBC ini adalah yang ekonominya rendah. Kenapa dia terkena, karena daya tahan tubuhnya rendah, kenapa begitu? Karena untuk beli makan saja dia tidak cukup, akibatnya dia tidak bisa menerapkan pola hidup sehat, sehingga rentan terjangkit,” ungkapnya.

Untuk itu, Hendra berharap, kepada masyarakat yang tinggal di Kabupaten Tangerang, baik yang memiliki KTP Kabupaten Tangerang maupun diluar, apabila sudah terjangkit TBC, untuk segera mendatangi Puskesmas terdekat untuk menjalani pengobatan secara total.

“Untuk pengobatan, warga tinggal datang ke Puskesmas dengan membawa kartu BPJS. Kalaupun tidak memiliki BPJS, warga hanya dikenakan biaya Rp.3000 rupiah, karena obatnya sendiri sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan,” pungkasnya. (ari tagor)

Disarankan
Click To Comments