Teroris Sandera Petugas Avsec & Penumpang, Pesawat Dibajak di Bandara Soetta

KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Enam orang pelaku teroris menyandera petugas Aviation Security (Avsec) dan penumpang serta melakukan pembajakan pesawat yang akan menuju ke Filipina dengan nomor penerbangan RP-R0001 milik maskapai Jet Air.

Mereka melakukan aksi itu untuk menggagalkan pelantikan Kepala Negara atau mengganggu jalannya pelantikan Presiden Republik Indonesia.

Namun, peristiwa yang terjadi di Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Kota Tangerang, Banten pada Jumat (23/08/2019) pagi itu merupakan latihan bersama aparat dalam mengantisipasi peristiwa pembajakan pesawat (hijack).

Senior Manager Of Branch Communication and Legal, Bandara Soetta, Febri Toga Simatupang mengatakan, latihan ini bagian dari regulasi atau kewajiban PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menggelar setiap dua tahun sekali guna menguji kemampuan komunikasi, peralatan dan personel ketika terdapat upaya teror.

“Melalui latihan bersama ini kita mengevaluasi apa saja yang kurang dari SOP)saat ini. Meski pengamanan dan kewaspadaan pasti dilakukan ada atau tak adanya peristiwa teror. Ini untuk mengukur kemampuan kita dari aspek komunikasi, peralatan serta personel,” terang Febri.

Pada simulasi itu, skenario dimulai dari terdeteksinya dua orang teroris yang memiliki tiket penerbangan, tetapi  membawa senjata laras panjang dan laras pendek di security check point (SCP) satu.

Begitu terdeteksi oleh mesin pemindai, pelaku teroris ini justru dengan cepat mengambil senjata itu dan menyamdera petugas Avsec dan masuk ke dalam Terminal. Disusul masuk  dua orang komplotan teroris yang sudah bersiaga membantu rekan mereka.

Para teroris menembak mati petugas Avsec. Setelah berhasil masuk ke dalam check-in area dan menyandera petugas Avsec lalu masuk ke area boarding lounge.

Sebanyak 10 penumpang yang ada di boarding lounge turut menjadi sandera hingga masuk ke dalam pesawat. Menyusul komplotan teroris lain yang rupanya selama ini menjadi informan pelaku dengan menyamar sebagai petugas catering.

Drama tersebut berjalan hingga pelaku yang menyamar itu membawa serta senjata dan bahan peledak. Pembajakan pesawat puncak dari rentetan latihan peristiwa teror yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta.

Teroris mengancam bakal meledakkan pesawat dan membunuh seluruh penumpang yang ada di dalam pesawat jika prosesi pelantikan terus berjalan. Proses negosiasi, berjalan, keputusan penerbitan NOTAM penutupan bandara dilakukan sampai munculnya komando untuk menyerbu teroris.

Saat itu dimulai tim anti teror berhasil mengendap-endap dari arah kedatangan dan kemudian masuk di ekor pesawat tanpa diketahui pelaku teror. Penembak jitu berhasil melumpuhkan pelaku yang berada di dalam kokpit pesawat.

Sementara, seluruh penumpang juga berhasil dibebaskan dengan selamat.

”Data tentang latihan ini kami ambil dan kami jadikan sebagai evaluasi.Terpenting dari latihan ini menguji komunikasi antara Supervisor Avsec, Chief, Senior Chief, Senior Manager Of Airport Security hingga pemegang komando tertinggi yaitu Executive General Manager,” papar Febri.

Termasuk koodinasi dengan petugas airport rescue and fire fighting services, kantor kesehatan pelabuhan, Polres Bandara dan pasukan yang memiliki keterampilan khusus untuk bertempur tiga matra (darat, laut dan udara) Detasemen Bravo 90.

Begitu teroris dilumpuhkan tim anti teror,  semua penumpang dan orang yang ada di sekitar diminta turun dengan tangan di belakang kepala.

“Ini untuk berjaga-jaga, apakah teroris yang menyusup. Anjing pelacak berjaga di bawah, seekor bersiap menerjang, seekor lagi digunakan untuk penyisiran,” terangnya.
Saat simulasi itu juga terdapat himbauan dari pengelola Bandara Soetta agar penumpang tidak panik. (hisyam)

Disarankan
Click To Comments