Sempat Pertanyakan Layanan di RSUD Tangsel: Tapi Saya Ikhlaskan Kepergian Mamah

RSUD TANGSEL: PASIEN SUSPECT DAN KAMAR PENUH

KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – Hampir sepekan Elih (47) warga Cilalung, Kelurahan Jombang, Ciputat, Kota Tangsel meninggal dunia. Almarhumah sempat mendapat layanan di RSUD Tangsel.

Pasien ibu rumah tangga ini meninggal pada Kamis (10/9/2020) sekitar pukul 07:15 Wib. Dan saat itu keluarga juga sempat mempertanyakan standar pelayanan di rumah sakit milik pemkot Tangsel.

Meski begitu, Edi Mulyadi (51), sang suami dan anak-anaknya mencoba ikhlas atas meninggalnya istri tercinta.

“Semoga almarhumah tenang di sisi Nya,” kata Edi Mulyadi ditemui penamerdeka.com di kediamannya Jombang, Senin (14/9/2020) malam.

Sementara itu Lisnawati anak pertama almarhumah juga mengucapkan hal sama. Dia mendoakan agar ibunda dimaafkan jika ada kesalahan. Kami sekeluarga telah ihklas ditinggal almarhumah.

Img 20200915 Wa0023
Almarhumah Elih saat akan dimakamkan

 

“Saya ikhlas atas meninggalnya mamah,” ucapnya sambil mengusap air mata.

Lisna selaku pihak keluarga sedikit memaparkan kondisi orangtuanya, setelah mendapat layanan dari puskesmas Jombang, tetapi kondisinya tidak mengalami perubahan.

Keluarga berinisiatif untuk dibawa juga ke RS IMC tetapi tidak bisa diterima dengan alasan pasien penuh. Sehingga dibawa ke RS Buah Hati Ciputat, jam 03.58 Wib.

Namun karena alasan biaya akhirnya atas saran dokter setempat menganjurkan keluarga untuk dirujuk ke RSUD tangssel.

“Saat diperiksa, hasil rapid tes ibu saya dinyatakan negatif,” jelas Lisnawati.

Lalu dengan hanya mengendarai kendaraan roda dua, almarhumah Elih diapit sang anak dan menantu menuju ke RSUD Tangsel. Pasien tiba sekitar pukul 08.30 Wib.

Namun dia menganggap standar petugas pelayanan di RSUD Tangsel tidak langsung merespon.

“Ya memang gak ada dokter jaga atau perawat yang mengecek mamah saya di tenda. Kalau kita gak mengadu cairan infus habis, ya mereka gak mengecek, dan itupun mereka lama datangnya ke tenda,” ungkapnya.

“Saya juga sempat meminta surat rujukan dari RSU, karena pertimbangan saya selama dua hari ini aja pasien kenapa ditelantarin. Disini juga kami dipersulit, karena alasan dari RSUD gak ada dokternya, gak ada alatnya. Lah saya omong, kenapa gak dari awal dikasih tahu. Kalau itu masalahnya, padahal kan kondisi mama saya darurat,” tukas Lisnawati.

Dia mengaklaim di hari kedua baru sekitar pukul 23.00 Wib, pasien dikontrol oleh perawat dengan pemberian obat dan penggantian tabung oksigen.

“Karena kondisi suhu tubuhnya di bawah normal dan semakin lemas,” urainya.

Lisnawati sempat protes ke petugas medis RSUD Tangsel soal pengambilan tes swab pasien. Sebab sudah dua malam berada di rumah sakit.

Sementara menurut Kabid Pelayanan RSUD Tangsel, Enji Seppraliana bahwa pasien atas nama Ibu Elih tersuspect covid-19.

“Sambil nunggu hasil swab. 7Jadi dia gak digabungin sama pasien umum di IGD, khawatir jadi penularan. Kalau dia positif langsung dibawa ke Lantai 3 untuk penanganan pasien khusus covid,” kata Enji menjelaskan.

Enji juga menjelaskan, jika pasien setelah diperiksa hasilnya tes dinyatakan negatif, maka akan akan menjalani perawatan dengan pasien umum.

“Kalau negatif dia baru dibawa masuk ke dalam pasien umum,” ucapnya.

Untuk pasien yang berada di tenda memang untuk pasien suspect covid. Karena pasien bila ada keluhan menderita paru, demam, batuk flu sementara mendalat fasilitas di tenda.

“Jadi ruang rawat di tenda itu memang khusus pasien suspect covid mas. Sampai hasil swab keluar. Si dalam kapasitasnya juga lagi penuh,” pungkas Enjih. (msg)

Disarankan
Click To Comments