Sidang Ditunda, Warga Benda Gelar Aksi Duduki Kantor Pelaksana JORR II
MINTA PEMBEBASAN LAHAN SESUAI HARGA
KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Warga Kampung Baru, Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang kecewa atas penundaan sidang sengketa pembebasan lahan proyek tol JORR II di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang.
Disebutkan, dalam agenda sidang perdana yang digelar di PN tangerang, Selasa (3/10/2020) dalam kasus pembebasan lahan, pihak proyek tol Jakarta Kunciran (JKC) tidak bisa hadir saat persidangan.
Akhirnya puluhan warga menggeruduk kantor pelaksana proyek JORR II itu di Ruko TangCity, Selasa (3/11/2020).
Pantauan di lokasi, sempat bertahan menduduki dipelataran kantor pelaksana proyek. Pasalnya karena dianggap tidak dapat memberikan solusi.
Mereka juga beralasan saat ini sudah merasa resah karena pihaknya hanya ingin kepastian.
“Karena ketidakhadiran JKC saat sidang perdana di PN sekarang kami memilih bertahan di kantor mereka. Padahal sudah dijadwakan sebulan sebelumnya,” Kata Dedi salahseorang warga setempat kepada wartawan, Selasa (3/10/2020).
Dedi menilai Ketidakhadiran pihak JKC dan JKPP disebut sebagai upaya pihak tergugat untuk mengulur – ulur waktu.
Sehingga dirinya dan puluhan warga lainya khawatir gugatan yang telah didaftarkan tidak lagi substansial.
“Dalam kurun waktu satu bulan lingkungan kami sudah dilakukan pengurugan yang melebihi dari atap rumah. Bagaimana jika ditunda lagi mungkin satu satunya rumah yang menjadi posko kami sudah terkubur,” kata Dedi.
Ditemui dilokasi sama, Andrianto aktivis yang sejak awal mendampingi warga korban terdampak proyek mengaku kecewa.
Dia menyebutkan dengan pihak tergugat dianggap mengulur ulur waktu.
“Tentunya satu bulan kami sudah beritikad baik agar persoalan ini dapat diselesaikan secara musyawarah, sehingga menjadi diterima oleh masyarakat Benda,” kata Andri.
Ia mengaku upaya masyarakat dalam memperjuangkan haknya tidak akan terhenti sampai tujuan terpenuhi. Sehingga tidak ada lagi upaya paksa lahan milik warga bisa terjadi.
“Ini tanah mereka, harga yang ditawarkan proyek tidak setimpal. Mereka memiliki SHM bahkan mereka siap mati dilahan milik mereka sendiri. Insya Allah kami akan terus mendampingi mereka,” tukas Andri. (chenk)