Warga Ngeluh! Beberkan Soal Macet Krodit di Jalan Raya Mauk Tangerang
PETUGAS DI JALAN RAYA MAUK KABUPATEN TANGERANG MINIM
KABUPATEN TANGERANG,PenaMerdeka – Jalan Raya Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten kerap mengalami macet hingga mengekor panjang. Sumber kemacetan terjadi di sejumlah titik wilayah Kecamatan Sepatan.
Kondisi macet telah berlangsung lama dan tak ayal membuat pengguna jalan yang hendak aktivitas rutin berangkat dan pulang kerja harus rela menempuh perjalanan lebih lama.
Selain disebut lantaran padatnya kendaraan roda dua dan empat yang melintasi Jalan Raya Mauk menuju Kota Tangerang, Tangerang Selatan (Tangsel), Jakarta dan sebaliknya, kemacetan juga disebabkan sejumlah faktor.
Rudi Rehan, dalam akun youtube pribadi yang sempat diposting beberapa waktu lalu mengeluhkan soal kesadaran pemilik kendaraan di Jalan Raya Mauk tersebut.
Angkutan Kota (Angkot) yang melewati trayek Jalan Raya Mauk dianggap Rudi tidak sabar. Sopir tidak sabar mengantri mengambil sisi kanan jalan kendaraan yang berada di depan. Sehingga semakin menambah kemacetan karena dari arah sebaliknya warga tidak diberi kesempatan melewati jalan.
Selain ada sejumlah titik kemacetan, Dia juga mengatakan tidak ada petugas yang mengatur lalulintas saat akses utama itu mengalami kepadatan. Yakni saat jam aktivitas warga untuk berangkat kerja.
“Ada penumpukan (kendaraan) di Jembatan Sulang. Seharusnya di jalur ini (Sulang, Sepatan) ada petugas yang mengatur,” kata Rudi Rehan di akun Youtubenya.
Sementara Andrea Utomo warga Emerald Residence Sepatan pada Senin, (17/1/2022) mengaku harus menempuh perjalanan sekitar dua (2) jam lebih untuk tiba di kantor tempatnya bekerja.
Dia juga mengklaim terjebak macet di tiga (3) titik, yakni di pertigaan Oja, pertigaan Pasar Sepatan dan di Jembatan Kedaung masuk wilayah Sepatan Timur perbatasan antara Kabupaten dan Kota Tangerang.
“Sampe kantor sekitar jam 09.20 Wib, padahal dari rumah jam 06.40 Wib,” kata pria yang akrab disapa Andre ini.
Dia menyayangkan minimnya petugas saat arus kendaraan sedang padat ramai. Ditambah kondisi ruas Jalan Raya Mauk yang relatif kecil sudah tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang hilir mudik.
“Yang di pertigaan pasar dan jembatan tidak ada (petugas, red), baik dari polisi maupun Dishub,” ucapnya.
Persoalan tidak hanya sampai disitu saja, kondisi pedagang yang nyaris berdekatan dengan bahu jalan membuat arus kendaraan tidak lancar.
Lalu Andrea juga menambahkan, kondisi ini diperparah dengan pengguna jalan yang tidak taat aturan lalulintas. Tidak sedikit warga yang menggunakan roda dua mengambil sisi jalan yang berlawanan arah. Akhirnya kemacetan sukar terurai alias semakin krodit.
“Pedagang berjualan juga sudah menyalahi aturan sampai ke badan jalan. Motor para pembeli parkir juga seenaknya,” tutur Andrea.
Andrea berharap pemkab Tangerang segera mencari solusi karena kerugian akibat macet di Jalan Raya Mauk tidak hanya merugikan waega menuju kantor saja, tetapi distribusi ekonomi serta kepentingan siswa yang ingin ke sekolah juga dipastikan mengalami kendala. (red)