Menyisir Sensasi Unik Sumur Tujuh Gunung Karang Pandeglang

KUASA PENCIPTA DI TANAH PANDEGLANG BANTEN

PANDEGLANG,PenaMerdeka – Pesona unik Sumur Tujuh (7) di Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang, Banten tak terbantahkan. Alam yang asri ditambah kesejukan udara bukan tanpa sebab pengunjung bakal nyaman jika menyambangi gunung yang mempunyai ketinggian 1778 mdpl ini.

Kondisi lokasi Gunung Karang yang masih ditumbuhi hutan lebat tak ayal saat perjalanan mata kita dusuguhi rekam sejumlah flora dan fauna yang sukar dijumpai di kota.

Sebut saja kawanan monyet hutan yang saling loncat berpindah dari ranting ke ranting dahan pohon. 

Hal ini hanya bisa kita jumpai di lokasi kawasan wisata sumur tujuh. Nyayian sejumlah satwa burung juga terdengar memanjakan telinga pengunjung. 

Bahkan terdapat beberapa burung Elang yang kerap terbang di kawasan Gunung Karang. Tentunya ini menjadi pesona tersendiri, apalagi di gunung karang tercatat sebagai salah satu situs religi sejarah Islam penting di Pandeglang, Banten.

KEUNIKAN JALUR PENDAKIAN

Seperti diketahui, sebelum memulai trek pendakian ke lokasi sumur tujuh yang berada di puncak gunung, bagi pengunjung wajib melaporkan kegiatan pendakian ke pos awal atau pos satu di Kampung Kadeunggang, Kecamatan Cadasari, Pandeglang.

Menurut Teguh Prasetyo pria yang gemar mendaki gunung di Indonesia asal Cengkareng, Jakarta Barat ini mengatakan, trek pendakian menuju puncak Gunung Karang mengantongi keunikan. 

Dia menegaskan, untuk menuju ke lokasi puncak bisa dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dengan kondisi yang fit dan bugar. Dan ada sekitar 6 sampai 7 pendakian dengan jalur bonus (permukaan landai tidak menanjak atau menurun, red). 

HARUS JELI LEWATI BIBIR JURANG

Pada sisi kanan dan kiri juga ditemukan trek yang langsung berhadapan dengan jurang yang cukup curam. Jadi ada salah satu trek yang dilewati berada di bibir jurang. Yang tidak kalah penting adalah tawakal bahwa mendaki atas dasar mensyukuri kuasa cipta tuhan. 

“Jalur ini memang cukup berbahaya sehingga kita harus hati-hati. Apalagi kalau di tengah kondisi basah akibat hujan,” tukas Teguh kepada tim penamerdeka.com yang ikut langsung dalam pendakian, Minggu (24/7/2022).

Dia beralasan karena selain trek yang berbatu, akar pohon hutan yang menjadi jalur pendakian, terdapat juga trek yang merupakan saluran air alami. Ini yang dia sebut jalur unik.

Jalur drainase yang alami cukup panjang itu bisa dilewati setelah pendaki atau peziarah melewati Pos 1, 2 dan 3. Dan ada juga akses alternatif sehingga pengunjung bisa langsung menuju Pos 3 tidak melewati Pos 1 dan 2. 

“Tempat air mengalir dari puncak gunung. Jadi ini jalur pendakian yang kita lalui. Ini unik sekali. Hanya saja saya menyarankan agar hati-hati kalau sedang turun hujan. Lantaran air yang mengalir di jalur turun atau saat mendaki jadi trek yang kita lalui,” ungkap Teguh menegaskan.

TEMPUH WAKTU 7 JAM

Jadi menurut Teguh, jika mendaki dan turun gunung dengan speed waktu yang santai bisa menempuh perjalanan sekitar 7 jam perjalanan. 

Di puncak gunung dengan kondisi cuaca yang kerap hujan Teguh juga menyarankan agar pendaki atau peziarah mempersiapkan segala keperluan mendaki secara maksimal.

Dan jika waktunya tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan sebaiknya ditunda di kesempatan lain. Karena jika sore masih berada di puncak akan beresiko bagi keselamatan. Jangan membawa beban yang banyak karena akan mempengaruhi fisik saat mendaki atau turun gunung.

img 20220726 140328
Teguh Prasetyo saat berada di Puncak Sumur Tujuh Gunung Karang, Pandeglang, Banten.

“Sebab trek pendakian lumayan berbahaya. Jika jelang sore kerap hujan, turun kabut dan cuaca cukup dingin. Jika tidak mempersiapkan pakaian pengganti lantas basah, cuaca dingin membuat badan menggigil. Kalau kita masih berada di puncak saat sore atau jelang mqlqm jalur yang gelap akan sulit dilewati,” tukasnya. 

Maka itu, jika mengalami kelelahan fisik kemudian sudah sore atau menjelang malam turun hujan belum sampai ke puncak atau untuk turun, sebaiknya kata Teguh menginap di gubuk Pos 3 saja. Sehingga ke puncak gunung atau arah untuk turun bisa dilanjutkan esok harinya. 

SENSASI SUNRISE

Dia menambahkan, di pos 3 suasana pagi hari sebelum melanjutkan perjalaanan turun atau mendaki bisa menikmati indahnya matahari terbit. Mendapat sensasi alam pagi yang luar biasa atas kekuasaan sang pencipta.

“Jika pagi udara bagus tidak mendung di pos 3 dari upuk kelihatan sensasi sunrise (matahari terbit, red). Berwarna jingga. Sebagai umat Rosululloh SAW, wajib kita syukuri keindahan alam semesta itu, karena cipta kekuasaan Allah SWT,” pungkas Teguh. 

Dia menyebut, jika saja di area Pos 3 disediakan fasilitas lahan pekemahan tentunya ini akan menjadi nilai positif pengunjung sumur tujuh Gunung Karang Karang. Sebab, sebelum pendaki peziarah melanjutkan perjalanan akibat mengalami kelelahan fisik atau tidak bisa melanjutkan lantaran cuaca bisa beristirahat mendirikan tenda.

“Bagus kalau ada area tenda kemah di sekitar kawasan. Akan membantu pengunjung mendaki atau berziarah lebih maksimal,” ungkapnya.

Lalu jika di puncak gunung karang terdapat fasilitas MCK yang memadai ini akan menambah kenyamanan pengunjung lagi. Jika fasilitas lengkap sudah pasti akan menambah jumlah pengunjung. 

“Nantinya akan berpengaruh ke PAD pemerintah daerah dan berpengaruh ekonomi masyarakat setempat,” tutup Teguh (red)

Disarankan
Click To Comments