JAKARTA,PenaMerdeka – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan nonmigas Indonesia masih defisit dengan China, Thailand, dan Australia pada Agustus 2022. Dengan Australia saja, ‘tekor’ hingga US$678,6 juta pada Agustus 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan hal ini karena ekspor RI ke Australia hanya US$266,2 juta. Sementara, impor dari Australia tembus US$944,8 juta.
“Ini utamanya untuk komoditas serealia dan bahan bakar mineral,” kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (14/9/2022).
Lalu, neraca perdagangan RI dengan China tercatat defisit sebesar US$411,7 juta. Impor dari Negeri Tirai Bambu itu tembus US$6,57 miliar, tetapi ekspornya cuma US$6,16 miliar.
Beberapa komoditas yang diimpor dari China adalah mesin dan peralatan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Selanjutnya, neraca dagang Indonesia dengan Thailand defisit sebesar US$289,1 juta. Rinciannya, ekspor dari RI ke Thailand hanya US$614,6 juta dan impor dari negara itu mencapai US$903,7 juta.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia surplus US$5,76 miliar secara bulanan pada Agustus 2022. Realisasi itu lebih tinggi secara bulanan dari Juli 2022 yang sebesar US$4,23 miliar.
“Jadi neraca perdagangan mencatat surplus US$5,76 miliar. Jadi neraca perdagangan sampai Agustus 2022 ini membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” jelasnya.
Setianto menambahkan surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$27,91 miliar atau naik 9,17 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar US$25,56 miliar. Sementara nilai impor cuma US$22,15 miliar atau naik 3,77 persen dari posisi sebelumnya yang sebesar US$21,35 miliar. (uki)