Kupas Efektivitas Penanganan Banjir Kota Tangerang, Bisa ‘Ngepek’ Warga Nyenyak Tidur?
PEMPROV BANTEN, BBWSCC, PEMKOT TANGERANG HARUS KOMPAK
KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Dalam RAPBD Tahun Anggaran 2023 disebutkan, Pemerintah Kota Tangerang bakal memfokuskan penanganan banjir. Persoalan Banjir di Kota Tangerang hingga kini tidak kunjung usai.
Setiap musim penghujan warga terdampak langganan banjir masih dihantui perihal banjir. Kerap setiap malam jika hujan datang bahkan warga sukar tidur nyenyak lantaran dihantui banjir.
Menurut sejumlah pengamat kebijakan publik, bisa dipastikan banjir potensial mengancam keselamatan jiwa, mengundang dampak penyakit, terpaksa berkorban lelah fisik dan psikis lalu kerugian materil warga dan mengganggu aktivitas ekonomi.
Masalah banjir disebut komplek lantaran membutuhkan keterlibatan sejumlah stakeholder pusat, provinsi dan pemkot.
Menurut Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, penanganan banjir yang telah dibantu pemerintah pusat adalah proyek pembangunan turap Kali Angke.
Namun, banjir di sepanjang Kali Angke mulai dari perumahan Puri Kartika, Duren Villa, Pinang Griya atau Ciledug Indah dan sejumlah wilayah yang dilintasi kali itu disebut karena limpasan air yang melawati turap.
“Proyek turap yang dibangun pemerintah pusat ternyata, aliran airnya masih limpas sampai 50cm di atas tanggul dan ke rumah warga,” ucapnya menegaskan, Selasa (27/9/2022).
“Target prioritas yang ingin kita tuntaskan sebenarnya adalah kaitan dengan banjir, Pemerintah Kota tangerang sudah berinvestasi cukup besar kaitan penanganan Kali Angke, Cisadane dan Cirarab,” tukas Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Selasa (26/9/2022).
TAK ADA DRAINASE JALAN KH HASYIM ASHARI AIR MELIMPAS KE PEMUKIMAN
Kata Liliek Suhartoyo (67) warga Pinang Griya Permai, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, sebelum saat awal menempati rumah tahun 1990 yang dibelinya sekitar 1988 silam setiap kejadian banjir tidak sebesar beberapa tahun belakangan saat ini.
Banjir besar pernah terjadi sekitar tahun 2012, dan musibah ini bukan hanya di Perum Pinang Griya Permai saja. Dia melanjutkan, nasib nahas serupa juga sempat menimpa warga lagi pada tahun 2019.
“Tanggul sempat ditinggikan pemerintah tetapi air tetap meluber hingga ke rumah warga lainnya,” kata Liliek kepada penamerdeka beberapa waktu lalu.
Drainase di dalam Perum Pinang Griya juga menurutnya menjadi penyebab banjir telat tertangani. Lalu terkait dranase, air tumpahan dari Jalan KH Hasyim Ashari juga masih menjadi penyebab banjir semakin parah.
Menurutnya, kalau air kali Angke meluap lalu dibarengi tumpahan dari jalan raya KH Hasyim Ashari maka banjir semakin tinggi.
“Itu (Jalan KH Hasyim Ashari, red) informasinya kewenangan pemprov Banten, drainase jalan belum ada jadi air langsung turun ke perumahan warga.
Bahkan sampahnya ikut turun ke perumahan. Sampahnya banyak kalau pas hujan lebat. Airnya banyak tumpah berbarengan sampah ke perumahan,” kata mantan pengurus RW di Pinang Griya ini.
Meski sekarang kata Liliek, penanganan banjir di perumahan Pinang Griya Permai terbantu lantaran adanya mesin diesel penyedot banjir.
MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN
Sementara Tasril Jamal anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang menyebut persoalan banjir harus fokus ditangani. Sebab masalah banjir di Kota Tangerang bukan jadi persoalan warga di dekat lintasan Kali Angke saja.
Dan menurutnya, ini menjadi persoalan yang menahun tidak terselesaikan. Skala prioritas fokus dengan menitik beratkan satu titik banjir dianggap menjadi solusi.
Wakil rakyat asal Fraksi PKB ini melanjutkan, stake holder dari BBWSCC Kemen PUPR, Pemprov Banten dan Pemkot juga terlibat dalam persoalan ini.
“Ya harus duduk bareng. BBWSCC juga masuk wilayah ini. Bisa saling melengkapi, begitu juga dengan pemprov karena jalan KH Hasyim Ashari dekat Perum Pinang Griya belum ada drainase,” ucap Tasril.
Penanganan banjir memang membutuhkan anggaran besar. Dan jika Pemkot Tangerang terkendala anggaran bisa berkoordinasi tangani banjir dengan BBWSCC dan Pemprov Banten.
PROYEK PENANGANAN BANJIR SEMPAT TERKENDALA COVID 19
Di tempat terpisah, Ruta Ireng Wicaksono Kadis PUPR Kota Tangerang mengatakan, proyek penanganan banjir sempat terkendala refocusing covid 19. Termasuk penanganan dampak di Kali Angke.
Namun demikian khusus untuk penanganan turap Kali Angke yang berada di Duren Villa dan Pinang Griya Permai akan ditinggikan.
Dia mengakui bahwa air yang melintas di Jalan KH Hasyim Ashari mengganggu aktivitas pengguna jalan. Karena banjir menutup akses jalan raya dari arah Kota Tangerang Jakarta dan sebaliknya.
Menurut Ruta, PUPR Kota Tangerang telah berkoordinasi dengan BBWSCC terkait proyek peninggian turap di Kali Angke.
“Komunikasi kita bagus, lancar yah dengan Kementrian PUPR dan BBWSCC,” ungkap Ruta.
PEMBANGUNAN PENINGGIAN TANGGUL KALI ANGKE
Pasalnya dia beralasan, Perumahan Ciledug Indah di Kecamatan Karang Tengah yang lokasinya berada dekat kali terdampak banjir langsung lantaran dari limpasan air turap. Air yang tumpah ke jalan raya karena turap tidak bisa lagi membendung volume debet kali yang meluap.
Air limpasan yang membuat banjir ke perumahan Ciledug Indah masuk dari Jalan KH Hasyim Ashari. Air datang. Membanjiri jalan raya dan menembus hingga ke perumahan Ciledug Indah dari turap yang tidak mampu menahan debet air kali.
“Makanya turap akan ditinggikan di wilayah Duren Vila, Pedurenan Karang Tengah sekitar 50cm hingga 80cm sepanjang 570m yang masuk APBD 2023,” katanya.
Lalu tanggul di Pinang Griya yang jebol sekitar 10m akan diperbaiki sekaligus penguatan pada Oktober 2022 dengan panjang 100m.
Dia melanjutkan, meski hujan di Kota Tangerang relatif kecil, persoalan banjir juga lantaran berbarengan adanya air kiriman dari Bogor, Tangsel dan wilayah lainnya. Melintasi di Kecamatan Ciledug, Karang Tengah dan Pinang.
“Jadi kalau penanganan banjir, jyga harus sesuai target RPJMD Kota Tangerang,” tutup Ruta.
Menurutnya, proyek peninggian tanggul kali Angke diharapakan menjadi solusi titik banjir untuk wilayah setempat. Dan realisasi penanganan pada APBD TA 2023 dapat berjalan lancar. (red)