BATAN Kembangkan Reaktor untuk PLTN

PenaMerdeka – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengembangkan simulator Reaktor Daya Eksperimental (RDE). Hal ini sebagai penerapan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi reaktor nuklir.

Kepala Pusat Teknologi Nuklir Geni Rina Sunaryo mengatakan, simulator RDE memiliki kapasitas daya 1.000 Mwe yang ditunjang empat pembangkit uap, pompa primer dan sekunder. Ada juga kondenser, turbin generator, dan komponen lainnya.

”Simulator RDE yang dikembangkan BATAN mirip operasi reaktor nuklir sebenarnya. Pengguna bisa merasakan mengendalikan PLTN secara nyata,” katanya, Jumat (11/11).

Simulator dapat menyimulasikan PLTN pada saat kondisi operasi. Seperti transien power rise, steady state 100 persen power dan shutdown. Pengoperasian bisa otomatis dan manual. Distribusi temperatur di dalam bahan bakar (fuel). Pendingin primer bertekanan 15.5 MPa, uap air sistem sekunder menuju turbin dan seterusnya.

”Simulator bisa merespons kondisi batas para meter terlewati,” kata Rina.
Selain teknologi perhitungan reaktor nuklir, beberapa modul perhitungan termal dalam komponen utama PLTN dan modul kendali modern diterapkan dalam simulator tersebut.

”Simulator bisa melakukan proteksi reaktor dengan SCRAM yaitu reaktor shutdown secara otomatis untuk menghindari kondisi kecelakaan reaktor,” katanya.

Diketahui, sejak tahun 1970, pemerintah telah merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan pemilihan lokasi di Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Lokasi tersebut cocok karena menyesuaikan struktur geologi, banjir pantai, kecepatan arah angin, gempa, cuaca, lingkungan, dan kepadatan penduduk. Namun realisasi tersebut belum terwujud sampai sekarang.

Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, simulator RDE menggambarkan prinsip kerja reaktor nuklir untuk menghasilkan daya listrik. Simulator digunakan untuk melatih para operator sebelum mengoperasikan reaktor nuklir. Sehingga menjadi program utama pelatihan simulator.

”Para calon operator nuklir, wajib tes untuk mendapatkan izin. Salah satu simulator RDE,” ujarnya.

Simulator sebagai sarana dalam pengoperasian reaktor nuklir karena terkait dengan jaminan keselamatan. Terutama keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Saat ini, lanjut Djarot, pihaknya memiliki 2.878 pegawai dengan ahli reaktor 400 orang. Sekolah tinggi nuklir saja tiap tahun memuluskan 70-80 lulusan nuklir.

Belum lagi, kerjasama dengan perguruan tinggi Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
”Realisasi PLTN terkendala nonteknis. Sebab dianggap tenaga ahli lokal belum mampu menanganinya. Padahal sudah jelas, tenaga ahli yang dimiliki BATAN,” ujarnya. (yuyu)

Disarankan
Click To Comments