Menangkal Eksodus Ekploitasi Anak, Dinsos : Kami Kekurangan Personil

Ekploitasi anak dan maraknya pengemis dan anak jalanan catatan bagi kota besar. Keberadaanya padahal sudah terendus dan berbaur. Pemerintah terkadang kedodoran mengantisipasi persoalan ini.

Tetapi perlu adanya upaya mencegah pemanfaatan ‘usia emas’ yang dikomersialisasi oleh oknum ‘eksploiter’, kata M.Luthfi, Direktur Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI).

Sejak Basuki Tjahya Purnama alias Ahok ketar ketir karena kebijakan 3 in 1 dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mengeksploitasi anak, Gubernur DKI Jakarta itu rencananya akan menghapus regulasi tersebut. Dampaknya disebutkan Luthfi, para anjal dan pengemis akan eksodus ke wilayah tetangga seperti Kota Tangerang, Tangsel, Bekasi dan lainnya.

Pemerintah harus ada solusi tepat jangan sampai usia seperti itu dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. “Mereka ada didepan kita, pasalnya kalau dilihat di jalan jalan banyak ditemukan oleh kita kan. Kasihan masa depan mereka harus hilang karena kita tidak peka,” tandasnya menjelaskan.

Agus Sudrajat, Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, mengaku sekarang ini dalam waktu tertentu sudah mengagedakan penertiban para anak, pengemis jalanan yang ada di sejumlah perempatan jalan. Kami bekerja sama dengan Satpol PP Kota Tangerang.

Kalau untuk anjal yang kerap berada di sejumlah perempatan jalan Kota Tangerang merupakan bagian tugas dari Satpol PP, dengan Dinsos sifatnya berkoordinasi.

“Sifatnya kita kerja bareng, Dinsos sebagai pendamping, karena pembagian tugas nya memang beda. Setelah ditertibkan kami serahkan ke Dinas Sosial dan kemudian di lakukan pembinaan ke pusat, yakni ke wilayah Bekasi,” ucapnya.
Menurut Agus, terkait adanya eksodus anjal dan pengemis yang ada di Kota Tangerang diakuinya memang dirasakan oleh pihaknya. Jumlahnya dikatakan Agus puluhan, dan sulit dihilangkan karena setelah dibina oleh dinas terkait tetapi ada yang kembali lagi menjalani profesi tersebut. “Setiap hari libur pasti lebih banyak jumlahnya. Nah ini sedang kita pantau dengan penertiban.”

Terlebih soal oknum yang mengekploitasi anak demi kepentingan yang di komersialkan, dan itu menjadi persoalan bagi kota kota besar. Terkait oknum yang mengeksploitasi anak diakuinya bahwa persoalan ini menjadi perhatian di kota besar. Kami bahkan sudah mengendus soal adanya kegiatan eksploitasi anak di Kota Tangerang.

Sayangnya Agus kembali menuturkan, lantaran minimnya personil ia mengaku tidak bisa mengagendakan kegiatan tersebut setiap hari.

“Dalam satu minggu sekali pasti kami melakukan penertiban. Ketika mendapati anjal langsung di serahkan ke intansi pembinaan di wilayah Bekasi,” ungkapnya kepada Pena Merdeka. (herman)

Disarankan