Saat ini, mempertahankan pesona budaya betawi bagi orang pribumi sendiri terasa cukup sulit.
Pasalnya kata Mas’ud Lurah Paninggilan, bahwa problem itu muncul lantaran sudah banyak dikikis budaya ‘luar’ sehingga bentuk seni hingga ragam kuliner pun kerap dilupakan masyarakat dan generasi muda.
“Anak muda sekarang buat mengenal dodol betawi itu terbuat dari jenis bahan apa, saya rasa kalau ditanya jawabnya banyak yang tidak mengetahuinya,” katanya sambil tersenyum.
Artinya dari contoh kecil seperti ini ia menguraikan maka perlu kita hidupkan nilai nilai budaya kita, jangan sampai punah.
Karenanya dengan luas lahan sekitar 2000m yang ada di daerah Paninggilan di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, lokasi tersebut rencananya akan dijadikan cagar budaya betawi. Disana akan ada tempat wisata kuliner, galeri, mewadahi seni beladiri, dan menyajikan informasi yang berkaitan dengan budaya betawi.
Sedikit kendala yang ada kata Mas’ud adalah terkait akses menuju lokasi saja. “Ada sekitar 100m yang harus dibebaskan untuk jalan masuk,” ucapnya kepada penamerdeka.com.
“Sebelumnya kami sudah membicarakan hal ini kepada Walikota Tangerang Bapak Arief Wismansyah. Beliau setuju dengan rencana itu bahkan sudah meninjau ke lokasi,” kata Masud bersemangat. Kembali Mas’ud menjelaskan, rencananya transit pengunjung berada di pelataran parkir Kelurahan Paninggilan, nanti akan di bawa ke lokasi pakai delman yang kita sudah siapkan.
“Jadi semakin kentara budaya betawi yang dimunculkan karena kusir bakal mengenakan kostum yang khas. Dan ini menarik sekali, selain untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa budaya kita masih ada, tetapi dengan membawa pengunjung dengan menaiki delman bisa dilihat orang adalah salahsatu upaya promosi,” ujarnya.
Pengunjung nanti bisa saja dari pelajar, wisatawan lokal bahkan tidak menutup kemungkinan dari luar. Yang penting bisa dikemas dengan baik, tandasnya menjelaskan. (din)