Keluarga Tolak Rehab, Dinsos Banten Sayangkan Perlakuan Pasung Subeki

BANTEN,PenaMerdeka – Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada Senin (10/07) menyambangi kediaman Samsiah di Kampung Cidadap, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang yakni orang tua Subeki (22) yang sedang mengalami gangguan Kejiwaan. Tetapi miris, Subeki mendapat perlakuan pasung dari kelurganya.

Nurhana Kepala Dinas Sosial yang datang bersama Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Provinsi Banten dan Tim Kesehatan dari Dinas Kesehatan bukan tanpa sebab mendatangi kediaman Samsiah, karena peristiwa pemasungan Subeki yang diikat menggunakan tambang dan rantai sudah berlangsung selama kurang lebih lima tahun.

Seperti diketahui akibat perlakuan pasung terhadap Subeki, pemuda ini menghabisi hari-harinya hanya di dalam ruang belakang rumah yang begitu kecil dan sumpek.

Pihak Dinsos Provinsi Banten ingin supaya Subeki pulih, dan bisa merasakan keceriaannya seperti anak muda pada umumnya.

“Kita juga sudah membentuk tim untuk warga yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti yang dialami Subeki. Saat kita kunjungi kami mengalami kendala. Lantaran Subeki yang ingin kita rehab tidak diizinkan oleh pihak keluarganya,”ujar Nurhana Kadinsos Banten saat melihat kondisi Subeki, Senin (10/7).

Ia melanjutkan, sejatinya Dinsos Banten ingin memberikan jalan terbaik agar Subeki sehat. Tetapi tidak harus mendapat perlakuan pasung. Orangtua memang lebih baiknya tidak merasa khawatir karena semua biaya rehabilitasii sudah menjadi tanggung jawab pemerintah alias gratis.

“Alasan keluarga menolak karena ingin merawat Subeki dirumah saja dengan cara meminum obat yang diberikan dari Dinas Kesehatan Banten dan Kota Serang. Padahal pemerintah sangat peduli dengan kondisi masyarakat yang mengalami hal seperti ini.”

“Kita tetap memberikan pemahaman agar Subeki bisa kita bawa untuk dilakukan penyembuhan, solusi terdekat adalah kita akan mengirimkan pekerja sosial agar Subeki tetap bisa kita pantau kesehatannya,” kata Nurhana menegaskan.

Sementara Samsiah ibunda Subeki tetap memaksa anak ke sepuluhnya tetap mendapat perlakuan pasung karena ia tidak ingin anak ke sepuluhnya tersebut jauh kalau mesti direhabilitasi.

Maka itu ia meminta agar Subeki dirawat dirumahnya saja. Terkait dengan upaya pengobatan Samsiah meminta bantuan obat dan tenaga medis saja.

“Sudah tiga bulan ini sudah enggak di kasih obat karena kalau dikasih obat anak saya ini bilangnya lemas, saya ingin pak anak saya ini sembuh. Kami sadar perlakuan pasung tapi mau gimana lagi. Saya tidak ingin anak saya jauh dari saya jadi saya dan pamannya ingin merawat dia (Subeki) dengan cara medis aja yang dibantu oleh pemerintah,” ungkapnya. (RA)

Disarankan
Click To Comments