Nama Achmad Dimyati Natakusumah, Sekretaris Jendral (Sekjen) DPP PPP, sempat beredar sebagai salahsatu calon gubernur dalam pilkada Banten 2017 menggunakan jalur independent.
Kemarin Kamis (8/4) dalam agenda Mukerwil I, DPW PPP Provinsi Banten kubu Djan Faridz selain salahsatunya menolak Muktamar Islah kubu Romy, politisi kawakan Dimyati Natakusumah diusung sebagai calon Gubernur dalam pilkada Banten 2017.
Ketua DPW PPP Banten, Ratu Tinty Fathaniah Chatib dalam konferensi pers menyatakan, bahwa DPW PPP Banten menolak adanya Muktamar Islah yang diselenggarakan 8 – 11 April di Asrama Haji, Jakarta. Penolakan tersebut atas dasar mentaati Keputusan Mahkamah Agung No 601 tahun 2015.
Selain itu, tambah Tinty, rekomendasi Mukerwil DPW I PPP Banten resmi mengusung putra terbaik Banten dan kader terbaik PPP untuk maju dalam Pilgub 2017. Kader yang diusung adalah Dimyati Natakusumah, berdasarkan aspirasi yang diserap dari DPC se-Banten dan restu dari DPP PPP.
“Hari ini (kemarin, red) kami sudah mengantongi nama Cagub dan kami satu-satunya partai yang resmi mengumumkan bahwa kader internal maju dalam Pilgub 2017. Hasil rekomendasinya, Dimyati patut didampingi dengan Andika Hazrumy. Sebabnya, Andika memiliki kapabilitas, popularitas dan elektabilitas yang mapan sesuai dengan harapan PPP Banten,” tambahnya.
Tinty menyebut, Dimyati sudah menjalin komunikasi dan membangun kesepakatan dengan Andika. Rekomendasi Mukerwil juga mengusung Dimyati sebagai bakal calon gubernur dan Andika sebagai bakal calon wakil gubernur. Pihaknya mengklaim bahwa sudah ada deal tersendiri dengan Partai Golkar mengingat Andika adalah kader partai berlambang pohon beringin.
“Setelah Mukerwil ini, kami juga akan membangun komunikasi politik dengan partai lain untuk mengusung kedua calon tersebut. Sebabnya, jika dilihat dari jumlah kursi Golkar membutuhkan dua kursi dari 15 kursi yang ada. Tinggal sedikit lagi.”
Tinty juga menuturkan, jika ada bakal calon lain yang merapat ke PPP Banten akan ditampung dulu, tapi yang menjadi prioritas adalah tetap Dimyati dan Andika. Kader atau tokoh yang diusung oleh partai berlambang ka’bah ini pun tidak akan meminta mahar.
Ditanya bahwa delapan kursi adalah milik PPP Banten kubu Mardiono. Tinty menjawab, tidak ada masalah. Sebelum Dimyati diusung PPP, sudah lebih dulu mengikuti penjaringan dan deklarasi di partai Nasdem. Ditambah, Dimyati sudah mengumpulkan ribuan KTP untuk mengantisipasi dirinya diusung sebagai calon independen.
Soal kisruh yang terjadi di DPP PPP, Tinty menjelaskan, konflik sedang diselesaikan di meja persidangan dan tengah dilakukan upaya mediasi. Urusan itu sepenuhnya diserahkan ke pengurus pusat.
“Semuanya diserahkan di pusat, yang jelas kami menolak adanya muktamar yang berlabel Islah,” pungkasnya. (day)