Sample yang yang terkandung dalam vaksin di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Jalan H. Mencong, Paninggilan, Ciledug Kota Tangerang sempat di sebutkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI diragukan keasliannya.
Dalam penelitiannya, BPOM merilis bahwa jenis Tripacell hasil produksi PT Sanofi Pasteur, Bandung Jawa Barat tersebut seharusnya vaksin yang mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, dan Vaksin Aseluler. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium ternyata mengandung Na dan Cl, serta vaksin Hepatitis B.
Tak ayal sampai pukul 15:00 WIB sejak di buka sekitar pukul 09:00 WIB, pada Senin (18/7) warga yang merasa pernah mendapat pelayanan kebutuhan vaksin sejak tahun 2014 tercatat sudah mencapai angka 800 orang lebih, kata Pinkan salahseorang petugas RSIA Mutiara Bunda kepada Pena Merdeka.
Pinkan yang ditugaskan manajemen untuk melayani korban dugaan vaksin palsu tersebut mengatakan bahwa kebanyakan yang datang untuk melaporkan ke posko vaksin adalah pasien yang lokasi rumahnya tidak jauh dari letak RSIA Mutiara Bunda.
“Kebanyakan adalah pasien wilayah Kecamatan Larangan, Karang Tengah dan Ciledug, Kota Tangerang mas. Menurut Manajemen sampai hari ini saja dibukanya. Dari jam 09:00 pagi ini sudah dibuka,” tandas Pinkan.
Sudah jelas kedatangan mereka bukan tanpa sebab. Mereka menuntut kepastian dan jaminan soal efek vaksin yang pernah disuntikan oleh pihak dokter rumah sakit itu dapat berpengaruh kepada fisik dan mental anak mereka.
Sementara Yusuf (40) salahseorang pasien korban vaksin yang tinggal di Perumahan Puribeta, Kecamatan Larangan mengaku ada keanehan dalam pelayanan yang dilakukan oleh RSIA Mutiara Bunda. Kata Yusuf menjelaskan bahwa sejak proses partus (melahirkan, red) anaknya memang tidak di RSIA Mutiara Bunda.
“Jadi sebelumnya sempat beberapa kali melakukan vaksin di RS. Pondok Indah karena sejak awal kalau proses bersalinnya memang disitu. Akhirnya karena pertimbangan jarak kami memutuskan supaya penyuntikan rutin vaksin dialihkan ke RSIA Mutiara Bunda saja.”
Tapi anehnya kalau di RS. Pondok Indah menurut Yusuf kami mendapatkan rincian tanggal saat penyuntikan, tanggal kadaluarsa vaksin dan label merek produk yang di tempel di kartu berobat saat dibawa setiap kali melakukan berobat atau vaksinisasi.
“Lalu kenapa di sini (RS Mutiara Bunda, red) tidak seperti itu yaah” kata Yusuf.
Ia kemudian mengaku baru mengetahui keganjilan itu saat melakukan perbandingan antara kartu yang didapat dari RS. Pondok Indah dan RSIA Mutiara Bunda saat issu vaksin palsu ramai diperbincangkan orang. “Sekarang saya mau minta kepastian dari pihak manejemen bagaimana nasib anak saya kedepan,” tandas Yusuf.
Seperti diketahui bahwa pihak rumah sakit semoat membuka dialog kepada ratusan orangtua dan didampingi oleh Kapolres Metro Tangerang Kota, Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (herman/yuyu)