Pendukung di Banten: Salah Alamat Petahana Nyerang Pribadi Ungkit HGU Prabowo

BANTEN,PenaMerdeka – Ada kejanggalan bagi pendukung nomor urut 2 saat calon petahana Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan status tanah hak guna usaha (HGU) Prabowo Subianto di sejumlah wilayah Indonesia adalah milik pribadi.

Mereka yang hadir nobar debat capres ke dua di Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang di kediaman Andra Soni yang juga Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Banten, rata-rata menyatakan menyayangkan tudingan mantan Gubernur DKI Jakarta itu yang dianggap salah alamat.

Sementara menurut Andra Soni, memang terasa janggal di alam demokrasi jaman sekarang pemimpin belum menunjukan kenegarawanan.

Dan itu datang justru dari Capres Petahana Jokowi, sebaiknya tidak mesti menyerang pribadi calon lain. Apalagi yang diungkit itu bukan tanah pribadi Prabowo, artinya tidak sesuai fakta.

Bermula ketika Prabowo Subianto menyebut bahwa program PTSL yang dilakukan pemerintah saat ini tidak tepat. Kata Prabowo, program itu memang menarik dan populer.

Lantas Jokowi menyebut Prabowo memiliki lahan pribadi di Kalimantan Timur sebesar 220.000 hektar dan di Aceh Tengah sebesar 120.000 hektar.

“Kepemilikan tanah yang di Aceh dan Kalimantan statusnya HGU, bukan milik pribadi. Dan Pak Prabowo tahu, saat itu lahan yang sebelumnya dikelola pengusaha Indonesia akan dijual ke pihak asing. Pak Prabowo justru akan menyelamatkan lahan perkebunan itu jangan sampai jatuh dijual ke pihak asing,” tukas Andra Soni yang juga Anggota DPRD Provinsi Banten ini, Minggu (17/2/2019) malam.

Kita memang berbeda dalam menentukan strategi program pembangunan. Pasangan Prabowo – Sandi lebih ke program pro rakyat.

Dia melanjutkan, HGU itu setiap waktu bisa dikembalikan kepada negara lagi. Artinya kenapa calon lain mengungkap persoalan bukan program kerja, malah menyerang pribadi.

Memang hal ini bisa saja tim dari Capres dan Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin tidak menginformasikan data yang akurat kepada calon.

Namun kata Andra, nantinya akan blunder bagi pasangan itu sendiri. Sebab masyarakat bisa menilai secara langsung setelah menonton acara debat.

“Ini tidak bagus untuk demokrasi. Pak Prabowo kerap disebut raja membuat kabar hoax tanpa berdasar data. Tapi fakta yang terjadi malah sebaliknya. Ayo kita harus memberi pelajaran demokrasi yang sportif kepada rakyat,” pungkas Andra. (ari tagor)

Click To Comments