Mengenal Seba Gede Baduy, Tradisi Menyaba ke Bapak Gede Alias Gubernur

BANTEN,PenaMerdeka – Sekitar seribu orang dari suku Baduy mengikuti prosesi upacara Seba Gede Baduy ke Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) di Museum Negeri Banten Jalan Brigjen KH Syam’un, Kota Serang, Minggu (6/05/2019) lalu.

Belum banyak yang tahu kalau tradisi tahunan seba itu sudah lama dianut oleh suku Baduy.

“Saya sebagai gubernur, Bapak Gede, mengucapkan terima kasih. Setiap tahun bapak-bapak semua berkunjung ke sini,” ungkap WH saat menyambut suku asli dari Banten ini, Mingggu (6/5/2019).

Dalam kesempatan itu ada prosesi penyerahan laksa kepada Gubernur Banten. Perwakilan warga Baduy dipercata Ki Jaro Tanggunan 12, Ayah Saidi Putra.

Penyerahan laksa diawali dengan pembacaan mantera berbahasa Sunda peninggalan para leluhur. Laksa sendiri merupakan simbol aspirasi masyarakat Baduy kepada Abah Gede alias Gubernur Banten. Laksa terbuat dari produk hasil panen terbaik waga Baduy.

Selanjutnya Ayah Saidi menyampaikan amanah Puun masyarakat adat Baduy di Kanekes Kabupaten Lebak untuk disampaikan kepada Abah Gede atau Gubernur Banten.

Pertama, amanah Puun untuk menjaga lingkungan yang ada di Provinsi Banten agar dijaga dengan baik. Kedua, amanah Puun untuk mohon perlindungan hukum masyarakat dan desa adat.

Masyarakat Baduyinta dibuatkan peraturan daerah tentang masyarakat dan desa adat. Ketiga, amanah Puun untuk mohon pemerintah agar menjaga persatuan dan kesatuan.

“Kami berangkat bersama 1037 orang untuk mengikuti seba ini,” ungkap Ayah Saidi usai menyampaikan amanah Puun kepada WH selaku gubernur.

Menjawab permintaan Perda Desa Adat, Gubernur Banten menyatakan membuat peraturan daerah desa adat. Pasalnya Provinsi Banten diperbolehkan membuat aturan untuk menjaga kelestarian suku.

“Tidak perlu menunggu pemerintah pusat,” tegas WH menjawab permintaan masyarakat Baduy.

Kata WH hal ini menjadi kewajiban Pemprov Banten dan juga selaku Sebagai gubernur. Budaya yang ada di Baduy merupakan tradisi yang harus dijaga bersama.

“Saya punya kewajiban menjaga adat dan budaya masyarakat Baduy. Prinsipnya saya sangat setuju, lingkungan harus kita jaga bersama. Demikian pula dengan persatuan dan kesatuan,” ucapnya.

Seba Baduy adalah tradisi warga Baduy mendatangi Bapak Gede atau Gubernur Banten. Ribuan warga baik dari Baduy Dalam maupun Baduy Luar berangkat dari Kanekes, Kabupaten Lebak.

Seba merupakan tradisi wajib tahunan. Waktu Seba dalam pertanggalan adat Baduy dilakukan di bulan Safar dan biasanya di bawah tanggal 10.

Seba tiap tahunnya berdasarkan pertanggalan bulan Safar di Baduy. Ritual Seba adalah rangkaian wajib setelah rangkaian adat Kawalu, Ngalaksa, dan terakhir Seba.

Tradisi ini memiliki makna menjunjung tinggi amanat leluhur serta datang kepada pemerintah.

Sedangkan Seba bagi pihak pemerintah, menjadi saluran warga adat Baduy menyampaikan aspirasi mengenai kondisi masyarakat adatnya.

Untuk warga Baduy Dalam, aturan adat melarang mereka untuk mengendarai kendaraan. Seba warga Baduy Dalam dilakukan dengan berjalan kaki dari kampung-kampung Baduy Dalam di Kanekes, Kabupaten Lebak. (ersya)

Disarankan
Click To Comments