KABUPATEN BEKASI,PenaMerdeka – Eka Supria Atmadja dilantik menjadi Bupati Bekasi, menggantikan Neneng Hasanah Yasin (NHY) yang tersandung kasus suap megaproyek Meikarta milik Lippo Group. Lantas bagaimana untuk kursi Wakil Bupati Bekasi?
Sejumlah nama dikabarkan ngebet untuk menjadi pendamping Eka Supria Atmaja, sebut saja dari kalangan politisi, profesional, hingga birokrat yang berambisi membidik calon wakil Bupati
Banyaknya kalangan yang berambisi untuk menjadi wakil Bupati, justru disinyalir kedepannya akan menimbulkan ‘matahari kembar’ dalam ruang lingkup kepemerintahan di kabupaten Bekasi.
Hal tersebut, bisa dipastikan lantaran akan terjadinya persaingan elektabilitas antara Eka dan wakilnya untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada pada 2022 nanti.
“Akan lebih baik bagi Eka jika terus ‘menjomblo’ sampai akhir masa jabatannya sebagai bupati. Tentu itu akan memuluskan langkahnya untuk persiapan Pilkada pada 2022 nanti,” ungkap pengamat politik Kabupaten Bekasi, M. Y. Thomas kepada wartawan, Rabu (12/06/2019).
Masih kata Thomas, Eka bisa mengambil contoh yang telah diterapkan Walikota Bekasi terpilih dua periode yakni Rahmat Effendi.
Saat ini tetap memilih untuk ‘menjomblo’ sampai akhir masa jabatannya sebagai Walikota secara definitif menggantikan Mochtar Mohammad yang tersandung kasus suap dan korupsi.
“Pepen (Rahmat Effendi-red), saat itu setelah dilantik menjadi walikota bekasi menggantikan mochtar mohammad, dia memilih tetap menjomblo. Dia lebih fokus untuk mensolidkan ASN dan menaikan elektabilitas untuk meraih simpati masyarakat,” katanya.
Jadi yang dibutuhkan Eka, lanjut Thomas, adalah apa yang telah diperbuat dan dilakukan oleh rekan senior satu partainya yang telah terbukti berhasil memimpin Kota Bekasi selama lebih dari dua periode.
“Eka bisa mengikuti jejak pepen dengan mensolidkan ASN di lingkungan Pemkab Bekasi dalam menjalankan kebijakannya sebagai Bupati,”ujarnya.
Masih kata Thomas, kedepannya Eka juga harus mampu memperkuat karakter kepemimpinannya agar bisa melakukan terobosan yang mumpuni supaya dapat meraih simpati masyarakat.
“Diakui atau tidak, karakter kepemimpinan Eka belum sekuat yang dimiliki oleh NHY,” tandasnya.
Namun lanjut Thomas lagi, kalaupun Eka harus memiliki wakil maka bisa mempertimbangkan dari kalangan birokrat yang selama ini sudah terbukti loyal terhadap kepemimpinannya. Hal itu, agar lebih memudahkan Eka dalam mensolidkan para ASN kabupaten Bekasi.
“Kalaupun harus ada wakilnya, dia bisa pertimbangkan dari kalangan birokrat seperti pak Sekda (Uju-red) yang selama ini sudah terbukti loyal pada dirinya. Dan tentu itu akan lebih memudahkan Eka untuk mensolidkan internal ASN Pemkab Bekasi,” pungkasnya. (ers)