Lantaran takut menjadi beban hutang oleh Badan Urusan Ligistik (Bulog) subdivre Tangerang Raya, tiga Kelurahan di wilayah Karawaci Kota Tangerang sepakat menolak distribusi beras peruntukan masyarakat miskin (Raskin).
Bukan tanpa pasal, penolakan raskin dinilai warga setempat karena beras itu mempunyai kualitas buruk sehingga tidak layak untuk dikomsumsi.
Tiga Kelurahan di wilayah Kecamatan Karawaci yang distribusi raskin tersebut adalah Sumur Pacing, Pabuaran serta yang terakhir adalah Nusa Jaya. Alasan penolakan warga adalah antara bulan lalu dan saat ini mutu atau kualitasnya beras yang diterimanya sangat berbeda.
Informasi yang berhasil di himpun bahwa sebelumnya beras tersebut berasal dari negara Vietnam. Tetapi untuk pendistrubusian kali ini berasal dari beras lokal yang diambil dari daerah Mauk, Kabupaten Tangerang.
Sementara pemerintah pusat sendiri diakui pihak Bulog tidak lagi mendistribusikan beras Impor tersebut sebagai distribusi raskin Kota Tangerang.
M.Taufik Lurah Pabuaran menegaskan bahwa kami bukannya menolak, yang kami takutkan selaku pihak kelurahan atas pengiriman Raskin ini adalah takut masyarakatnya enggan tidak mau membeli beras Rakin tersebut.
“Lihat saja jika kualitasnya seperti itu, pasalnya apabila tidak habis jadi beban buat kelurahan karena nantinya akan menjadi beban hutang kami kepada Bulog,” ucap Lurah, Kamis (18/8).
“Nah kebetulan disini kan ada RT/RW serta Kader kita dari Kelurahan Pabuaran, coba tanyakan saja pada mereka, layak apa tidak berasnya untuk masyarakat jika dikomsumsi, silakan tanyakan aja?” katanya menjelaskan.
Lebih dalam kata Lurah menegaskan, bahwa jika kondisinya seperti ini ia mengaku bahwa pihak kelurahan sebenarnya menjadi dilematis.
“RT dan RW yaa nantinya pasti nanya sama saya kalau sudah tahu berasnya begini tapi kok mau diterima aja oleh pihak kelurahan, sedangkan jika berasnya tidak habis maka menjadi beban hutang bagi kelurahan kami,” tandasnya menjelaskan.
Hal senada secara bersamaan juga dikatakan Cacih Kader PKK serta Ucu penggurus Rt. 001/03 mereka membenarkan beras ini berbeda dengan bulan lalu, warnanya tidak putih agak kehitam-hitaman, percuma saja kalau diterima pasti masyarakat pabuaran juga tidak mau.
“Masa disuruh makan beras dengan kualitas kayak begini, gimana mau dimasak dibuat uduk aja tidak bisa,” kata Cacih beralasan. (agus)