Relawan PP Kota Tangerang: Pilu Hingga Cerita Ajaib Rumah Ustadz Ngaji Tak Tergerus Ganasnya Semeru
DARI KOTA TANGERANG DISTRIBUSIKAN LOGISTIK
KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Sekitar empat (4) hari sejak bertolak 24 Desember 2021 lalu relawan MPC PP Kota Tangerang bergulat dengan kondisi alam dampak letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Empat relawan sempat menyambangi sejumlah titik lokasi. Mendistribusikan logistik bantuan yang dibawa dari sekretariat MPC PP Kota Tangerang, Jalan Letjen Soetoyo, Alun-alun A Yani.
Sejumlah cerita miris, sedih bahkan ajaib mengemuka saat Ubay Permana, Zakwan Sembiring, Eddy Palay dan Hilman Santosa kembali ke Kota Tangerang menuntaskan misi kemanusiannya.
Menurut Ubay Permana, penyaluran bantuan di lokasi bencana selama beberapa hari kerap didampingi jajaran pengurus MPC PP Lumajang.
Ubay menceritakan, Dia dan tiga relawan PP Kota Tangerang saat distribusi bantuan pada Minggu 27 Desember 2021 tiba di Kampung Renteng, Dusun Kebon Deli Utara, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro.
Menurut Ubay Permana, sebagian besar masyarakat di wilayah ini telah mengungsi sejak erupsi terjadi.
Lokasi ini salah satu yang terparah akibat letusan Semeru.
Ubay melanjutkan, selain rumah-rumah terkubur debu vulkanik, terdapat pula kendaraan truk, alat-alat berat yang setiap harinya beraktivitas mengangkut dan memuat hasil tambang setempat juga naas ikut terkubur.
“Entah berapa banyak yah, kalau dari cerita masyarakat korban jiwa tidak bisa menyelamatkan diri. Apalagi lokasi amat dekat dengan lokasi erupsi Semeru,” ucap Ubay bercerita kepada penamerdeka.com, Jumat (31/12/2021).
Di kampung Renteng ini kami salurkan 50 paket untuk 50 korban bencana, kami tidak banyak menjumpai warga lainnya, karena kebanyakan korban masih trauma dan lebih banyak tinggal di pengungsian.
“Sempat memvideokan sebuah rumah yang sama sekali tak tersentuh oleh muntahan erupsi Semeru,” katanya menjelaskan.
Padahal di kanan-kiri, depan – belakangnya semua rumah- rumah terkubur debu vulkanik. Rumah ini adalah milik Ustadz Rohman seorang guru mengaji.
Dirumah ini setiap hari Ustadz Rohman mengajari warga sekitar untuk mengaji. Atas kekuasaan dan kehendak Allah SWT tempat anak-anak menuntut ilmu agama ini juga terhindar dari ganasnya abu panas dan material vulkanik gunung Semeru.
“Rumah beserta penghuninya Allah selamatkan dari bencana. Semoga Allah jaga dan lindungi selamanya terhadap orang-orang yang selalu dekat dengan Nya,” tegas Ubay.
Tidak jauh dari lokasi rumah Ustad Rohman, Ubay mengaku sempat berbincang juga dengan seorang kakek umur sekitar 70 tahun.
Yakni Rukhmin, seorang kakek yang sepanjang hari berada di lokasi bencana. Rukhmin berharap berharap dapat menemukan Farisal Komarulloh (17), sang cucu yang hingga berita ini dikabarkan belum ditemukan.
Farisal Komarulloh cucu kesayangan kakek Rukhmin hingga kini belum ditemukan lantaran diduga tertimbun lumpur letusan gunung Semeru.
“Saya tidak akan pergi dari tempat ini sebelum menemukan cucu saya,” begitu kata sang kakek Rukhmin diceritakan Ubay.
Kader setia PP Kota Tangerang ini mengaku dari titik kedua ini pihaknya sempat membagikan uang kepada beberapa korban. Pembagian uang ini semata- karena suasana batin kami, rasa ke perihatinan kami atas pilunya penderitaan mereka. (guh)