Pertamina Pastikan Harga Pertalite Tidak Naik Meski Harga Minyak Dunia Meroket
JAGA STABILITAS EKONOMI NASIONAL
JAKARTA,PenaMerdeka – Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite tidak naik, meski minyak mentah dunia meroket tajam akibat konflik Rusia-Ukraina. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat atau stabilitas ekonomi nasional.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menjelaskan, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina. Hal itu akhirnya mempengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik itu minyak mentah, batu bara, hingga gas.
“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa di Jakarta, kemarin.
Secara keseluruhan, lanjut Isa, kenaikan harga komoditas termasuk Indonesian Crude Price (ICP), memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP. Namun demikian, jelasnya, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.
“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” urainya.
Pemerintah sendiri, akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN. Pemerintah juga akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara, serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.
“Tentu saja, dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang saat ini baru pulih dari dampak Pandemi Covid-19,” ucapnya.
Isa juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan monitoring perkembangan perekonomian, termasuk volatilitas harga komoditas terkini dalam rangka antisipasi kebijakan.
“Pemerintah akan memastikan respons kebijakan mengutamakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga supply barang kebutuhan pokok masyarakat, baik pangan maupun energi, serta menjaga keberlanjutan fiskal yang mendukung dunia usaha,” jelasnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina sebagai BUMN yang berperan dalam mengelola energi nasional sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM. Karenanya harga Pertalite tak berubah meski harga minyak dunia meroket tajam.
“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp7.650 per liter,” ucap Fajriyah.
Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite merupakan yang terbesar atau sekitar 50 persen dari total konsumsi BBM nasional. Sehingga Pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga.
Untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM Pertamina juga terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini. Termasuk juga menekan biaya produksi BBM dalam negeri.
“Di antaranya dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Jadi pararel juga dilakukan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi,” jelasnya. (uki)