Kemenperin: Industri Logam Dasar Tumbuh 7,9 Persen per Kuartal I 2022
DIDORONG PERMINTAAN LUAR NEGERI
JAKARTA,PenaMerdeka – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri logam dasar tumbuh 7,9 persen year on year (yoy) per kuartal I 2022. Peningkatan itu juga didorong dari permintaan luar negeri.
Seperti contohnya, produk ferro alloy nickel dan aluminium oxide serta aktivitas konsumsi nasional di sektor industri besi dan baja.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Tansportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, M Arifin, mengatakan sektor industri itu mampu bertahan selama pandemi dan mencatat pertumbuhan positif sejak kuartal I-2020.
“Pertumbuhan positif di sektor industri logam dasar ini sejalan dengan perbaikan-perbaikan kebijakan di Kemenperin terkait mekanisme smart supply-demand baja nasional dengan pertimbangan teknis yang terukur,” ucapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (28/5/2022).
Arifin menjelaskan, selain kenaikan permintaan, peningkatan PDB industri logam dasar sejalan dengan pengembangan industri smelter di Indonesia. Saat ini, Indonesia telah memiliki satu industri smelter alumina refinery dengan kapasitas 1 juta ton, dan akan ditingkatkan menjadi 2 juta ton per tahun.
Industri juga didukung satu industri smelter hydrometallurgy yang akan menghasilkan mixed hydroxide, yaitu paduan nikel dan cobalt yang dibutuhkan sebagai bahan baku baterai.
Tak hanya itu, ada satu industri berbasis stainless steel yang terletak di Konawe, Sulawesi Tenggara yang menghasilkan billet stainless steel, dan tiga industri smelter nikel yang sudah berdiri untuk menghasilkan nikel pig iron.
Selain logam dasar, Kemenperin juga mencatat industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik tumbuh 6,80 persen pada kuartal I-2022.
Capaian ini disebabkan oleh peningkatan permintaan luar negeri untuk beberapa produk seperti tiang kisi lainnya dari besi atau baja, pagar lainnya dari besi atau baja, dan kotak rokok bukan dari besi dan baja. (uki)