KABUPATEN TANGERANG,PenaMerdeka – Hari Santri Nasional Tahun 2022 yang digaungkan Ketua Umum (Ketum) DPP PKB menurut Rapiudin Akbar, tokoh muda asal Kabupaten Tangerang merupakan momentum strategis yang harus diambil untuk santri kedepan.
Maka itu ucap pria Lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, ini berpandangan, Ketum PKB Gus Muhaimin memang layak menyandang gelar Panglima Santri lantaran dedikasinya terhadap santri sangat terasa.
“Rangkaian safari pak Ketum kita kan akan berkunjung ke beberapa ponpes di Pulau Jawa. Ini bukti kepeduliannya terhadap santri tanah air,” ucap Rapiudin Akbar ditemui penamerdeka.com saat kunjungan Ketum PKB Gus Muhaimin ke Ponpes Riyadlul Jannah di Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/10/2022).
Hari santri yang ditetapkan Presiden RI pada 2018 lalu didalamnya terdapat suatu peristiwa yang disebut resolusi jihad. Saat itu diiniasi pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari.
Rapiudin yang mengaku menekuni ilmu Islam sejak usia dua belas (12) tahun di pondok pesantren (santri kalong, red) ini menyebut ketetapan hari santri bertepatan dengan resolusi jihad.
Dia beralasan, saat itu peran santri dan ulama juga luar biasa untuk merebut kemerdekaan Indonesia pada 1945. Sesuai dengan yang dikumandangkan ulama saat itu ‘hubul wathani minal iman’.
Bukan tanpa sebab, lanjut Caleg DPRD Kabupaten Tangerang ini menyebut bangsa Indonesia saat itu penting untuk dipupuk jiwa nasionalisme dan patriotismenya. Bangsa Indonesia pada masa itu harus didorong supaya mencintai tanah air mengusir penjajah yang merongrong kedaulatan.
“Indonesia waktu itu dijajah, diperangi bangsa Belanda dan negara lainnya. Mengapa kita diperbolehkan untuk berjihad karena memang ada negara lain yang ingin mengambil negeri ini,” ucap Rapiudin Akbar.
Rapiudin menjelaskan, sekarang ini santri bisa memperjuangkannya dengan kontek yang berbeda. Mengisi kemerdekaan dengan buah pemikiran baik dalam berdemokrasi ataupun beragama.
“Santri punya peluang strategis di politik menjadi wakil rakyat atau anggota dewan. Atau juga bisa bekerja melayani masyarakat menjadi eksekutif (pemerintah). Atau hal lainnya yang positif.”
“Sekarang berperang dengan pemikiran, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mengantongi pemahaman yang signifikan. Apalagi bicara aturan atau Undang-undang kita masih banyak yang mengadopsi hukum Islam,” ungkap pemuda 25 tahun kelahiran Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang ini.
Sebelumnya pada waktu yang sama Gus Muhaimin Iskandar mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlul Jannah, Tangerang, Banten, Minggu (16/10/2022).
Dalam kunjungannya, Gus Muhaimin menceritakan sejarah santri dari zaman penjajahan silam.
“Saya sangat bersyukur dan bangga pelaksanaan pengukuhan ini sangat khidmat dan sungguh-sungguh. Ditengah panas matahari tetap tabah,” ucap Gus Muhaimin dalam pengukuhan Laskar Santri Indonesia.
Pria yang disebut Panglima Santri Indonesia itu menyebutkan, para santri kini semakin semangat, bahagia, dan terlihat optimis melihat masa depan yang ada.
Gus Muhaimin menceritakan, para santri dan ulama saat masa penjajahan ikut berjuang bersama hingga akhirnya merebut memerdekakan bangsa Indonesia.
Dia menyebutkan, bukan hanya Bung Karno, namun ada sosok KH Hasyim Asy’ari ikut andil memerdekakan bangsa Indonesia.
“Rakyat tidak bisa bergerak kalau tidak ada keimanan dan keyakinan pada agamanya, rakyat bisa bergerak karena perintah ulama dan kiayi. Dan lahir lah resolusi jihad kepada laki akhil balik wajib mengusir penjajah, apabila tidak maka mengingkari dan berkhianat kepada agama,” ucapnya. (red/hisyam)







