KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Vendor ponsel Oppo telah melebarkan sayap bisnisnya di Kota Tangerang, Banten, Indonesia. Sejak Agustus 2022 lalu Oppo Indonesia dikabarkan resmi beroperasi.
Investasi pabrikan hand phone asal negeri Cina ini juga diberitakan telah memperkerjakan ribuan buruh di pabrik yang terletak di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Manajemen Oppo Indonesia mengklaim telah berhasil menyerap 35% tenaga lokal, khususnya pekerja yang berasal dari Kota Tangerang.
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektar, pihak Oppo Manufacturing Indonesia menyebut lantaran sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) Kota Tangerang.
Sementara Ade Yunus aktivis asal Jaringan Nurani Rakyat (Janur) mengaku mengapresiasi ketertarikan investasi Oppo Manufacturing Indonesia di Kota Tangerang.
“Kami mendukung investasi di kota kami,” kata Ade Yunus dalam rilis yang diterima redaksi penamerdeka.com, Sabtu (28/10/2022).
Hanya saja kata Ade Yunus mepertanyakan soal 35% serapan tenaga lokal yang diklaim manajemen Oppo.
“Bila Oppo berani klaim angka 35% tenaga kerja Kota Tangerang dibeberkan juga dong datanya, se – Kecamatan Periuk ada berapa yang diterima? Lalu Karawaci berapa? Dan seterusnya. Agar tidak ada persepsi asal bunyi,” ungkap Ade.
Maka itu kami berharap perwakilan Oppo Indonesia berdialog terbuka. Yakni terhadap Perda Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan.
Ade Yunus menambahkan, bila tidak dibuka ruang dialog, pihaknya akan kembali menggelar diskusi di depan pabrik Oppo
“Kita di sana (pabrik, red) sekalian membantu sosialisasi Perda Nomor 5 Tahun 2022,” tukasnya.
Ade Yunus menandaskan, pihak Janur sejatinya mendukung investasi berwawasan lingkungan. Dan investasi yang mengedepankan kontribusi berkelanjutan di Kota Tangerang.
Informasi yang berhasil dihimpun, Oppo Indonesia menerapkan sistem operasional internasional. Dan disebut mengikuti seperti kantor pusat Oppo di Tiongkok.
Business Performance Manager Oppo Indonesia Jefry Firman de Haan dikitip dari liputan6 mengatakan, jumlah di kqryawan pabriknya mencapai angka 1.000 orang.
“Dan nantinya bisa berubah tergantung perkembanngan potensi pasar,” ucapnya.
Dia juga menyebutkan, 97 persen karyawan yang ada di pabrik tersebut merupakan pekerja asal Indonesia dan sisanya merupakan tenaga kerja asing.
Adapun kata Jeffry Firman, tenaga kerja Indonesia pada pabrik ini juga menempati berbagai posisi penting, mulai dari engineering hingga level manajerial. (red/hisyam)