JAKARTA,PenaMerdeka – Harga minyak anjlok sekitar US$3 per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Pelemahan ini usai data industri menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tidak terduga naik lebih besar dari perkiraan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada kemarin bahwa persediaan minyak mentah komersial nasional meningkat sebesar 3,9 juta barel menjadi 440,8 juta barel. Hal itu karena produksi minyak meningkat menjadi sekitar 12,1 juta barel per hari.
Seperti melansir dari Antara, Kamis (10/11/2022), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun US$3,08 atau 3,5 persen menjadi US$85,83 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari jatuh US$2,71 atau 2,8 persen ditutup di US$92,65 per barel di London ICE Futures Exchange
Menurut EIA, total persediaan bensin AS turun 900 ribu barel dalam seminggu menjadi 205,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 1,1 juta barel.
Sementara, persediaan bahan bakar sulingan yang meliputi solar dan minyak pemanas berkurang 0,5 juta barel, penurunan yang lebih kecil dari perkiraan.
“Laporan itu sekali lagi beragam tetapi condong ke arah bearish, dengan peningkatan minyak mentah dan lonjakan produksi dalam negeri,” kata mitra di Again Capital LLC di New York John Kilduff.
Pekan lalu, pasar berpegang pada harapan bahwa China mungkin akan melonggarkan pembatasan Covid-19. Namun, selama akhir pekan pejabat kesehatan mengatakan mereka akan tetap berpegang pada pendekatan dinamis terhadap infeksi baru.
“Menambahkan tekanan ke bawah adalah berlanjutnya kekhawatiran atas jalur pertumbuhan ekonomi China di masa depan yang dapat mendorong penyesuaian pandangan permintaan minyak global,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
Kasus Covid-19 di Guangzhou dan kota-kota China lainnya telah melonjak, dengan jutaan penduduk di pusat manufaktur global itu diminta untuk melakukan tes Covid-19 pada Rabu (9/11). (uki)