Kemendikbud Harapkan Sejarah Lokal Diperkuat

Hilman Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap unsur-unsur sejarah lokal dapat dimunculkan dan diperkuat melengkapi pendidikan sejarah di sekolah-sekolah, sehingga menjadi lebih spesifik secara geografis.

Karena langkah ini sebagai pembahasan sejarah kebaharian secara nasional harus ditindaklanjuti dengan konferensi pendidikan di tingkat regional untuk membahas mengenai temuan di daerah.

Temuan-temuan di tingkat regional tersebut dapat digunakan untuk membantu perumusan kawasan-kawasan historis secara cermat, sekaligus mewujudkan pendidikan sejarah yang spesifik secara geografis.

“Elemen lokal menjadi penting, kami berharap unsur sejarah lokal dapat dimunculkan dan diperkuat,” kata Hilmar, dalam acara penutupan Konferensi Nasional Sejarah ke-10 (KNS X), di Jakarta, Rabu (9/11) lalu.

“Misalnya Kepulauan Nusa Utara yang merupakan kawasan pulau-pulau di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara sebenarnya satu kawasan secara historis, akan tetapi selama ini pada acara tingkat nasional kurang muncul sebagai studi kasus, sejarah awal mula perdagangan rempah nusantara yang dimulai dari Pulau Run, Banda, Maluku Tengah yang kurang mendapatkan perhatian dalam pendidikan sejarah, ini perlu tingkat daerah,” ujar Hilmar.

“Kesadaran geografi semacam ini perlu dikembalikan, sehingga peserta didik bisa mengenal lebih baik,” tambahnya.

Selanjutnya Hilman dalam hal ini menambahkan juga bahwa KNS merupakan forum berkumpul para sejarawan, dosen, guru, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat peminat sejarah untuk membahas berbagai aspek isu strategis kesejarahan, baik yang berkaitan dengan pembangunan karakter bangsa, pengajaran sejarah maupun perkembangan ilmu sejarah. (agus/dbs)

Click To Comments