MYANMAR,PenaMerdeka – Kontak senjata Militan Rohingya dan aparat tentara Myanmar menyebabkan sebanyak puluhan orang tewas. Peristiwa mengenaskan dan paling mematikan di daerah Rakhine, Myanmar utara, terjadi pada Jumat (25/8) dinihari.
Laporan awal menyebutkan ada sebanyak 32 orang tewas, namun perkembangan terbaru yang berhasil dihimpun tercatat sedikitnya 71 orang tewas termasuk didalamnya 12 tentara mengalami nasib mengenaskan hingga tewas.
Seperti diberitakan oleh AFP, kekerasan berawal dari serangan oleh ratusan gerilyawan militan Rohingya. Dan saat itu mereka mengepung pos-pos perbatasan di Rakhine hingga menewaskan 12 tentara yang sedang bertugas.
Menurut sumber resmi akhirnya kontak senjata memang tidak terhindarkan. Ada sebanyak 20 pos diserang oleh sekitar 150 gerilyawan. Beberapa penyerang membawa senjata api dan menggunakan bahan peledak rakitan.
“Personil militer dan polisi saling mendukung untuk melawan teroris Bengali yang ekstremis,” kata Panglima Tertinggi Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, dalam sebuah pernyataannya di Facebook.
Seperti diketahui kelompok minoritas Muslim yang berada di Myanmar memang tidak diakui oleh negara tersebut. Sebelumnya bahkan kerap terjadi bentrok antara tentara dan militan Rohingya yang merupakan orang-orang Bengali.
Mereka tidak diakui oleh pemerintah Myanmar sebagai warga negara yang sah dan dianggap sebagai imigran ilegal.
Seorang warga di Maungdaw, kota utama di Rakhine utara, mengatakan, tembakan terdengar sepanjang Kamis malam hingga Jumat pagi.
Kekerasan ini menimbulkan lebih banyak warga Rohingya untuk melarikan diri, terutama ke Banglades, negara tetangganya.
“Mereka ketakutan akibat pertempuran militan Rohingya dan tentara. Kami juga merasa khawatir untuk mengirim pulang mereka itu,” kata seorang petugas Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) kepada AFP. (uki/dbs)