KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – Banyak disebut masyarakat telah ‘sungkan’ menjadi penyelenggara perhelatan demokrasi, meskipun sejumlah pihak sudah membantah kalau kerumitan Pilkada dengan Pemilu 2019 lalu berbeda.
Pasalnya saat Pemilu 2019 lalu ‘petugas demokrasi’ di Indonesia banyak tumbang sakit bahkan hingga meninggal dunia saat proses pemilu sedang berjalan.
Di Pilkada Kota Tangsel 2020 nanti, calon petugas pemilu diharapkan tidak kendur alias kapok menjadi penyelenggara. Mereka tetap diminta mensukseskan proses memilih pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota periode selqnjutnya.
“Ada beda antara penyelenggaraan Pemilu 2019 dengan Pilkada Kota Tangsel 2020 mendatang. Kompleksitasnya berbeda,” kata Bambang Dwitoro Ketua KPU Kota Tangsel dikonfirmasi penamerdeka.com, Rabu (3/7/2019).
Kata dia, saat penyelenggaraan pemilu lalu petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) bekerja bukan hanya saat hari pelaksanaannya saja.
“Semua penyelenggara dari PPK di kecamatan, PPS serta KPPS seminggu sebelumnya sibuk dari persiapan undangan calon pemilih, menyiapkan logistik hingga merekapitulasi hasiln suara semua peserta pemilu, ini sangat luar biasa,” ucapnya.
Jadi kata Bambang tugas penyelenggara pemilu dari PPK, PPS dan KPPS tidak terlalu berat ketimbang saat Pemilu 2019 lalu.
Dalam Pilkada Tangsel nanti kan ada hanya 1 jenis pemilihan. Meskipun nanti bertambah jumlah daftar pemilih tetap (DPT) tetapi penyelenggaraannya tidak serumit saat pemilu lalu.
Kami meminta kepada calon penyelenggara Pilkada Kota Tangsel tidak cemas untuk menjadi petugas KPPS, PPS atau PPK.
“Jangan was was karena ini beda. Kami meminta masyarakat Tangsel bereperan mensukseskan dan nanti ikut daftar jadi penyelenggara,” tukas Bambang. (rd/tim)