Ormas & Perguruan Tinggi Harus Berperan Cegah Paparan Radikalisme di Lingkungan Kampus

KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Organisasi masyarakat (ormas) dan perguruan tinggi dinilai harus berperan dalam pertahanan dan pencegahan paparan radikalisme di lingkungan kampus.

Hal ini terungkap dalam seri diseminasi hasil penelitian FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bertema “Sinergi Ormas dan Kampus untuk Memperkuat Penyamaian Nilai-nilai Kebangsaan Dalam Bermasyarakat.

Seri diseminasi hasil penelitian FISIP UMJ tersebut berlangsung di lantai VIII Kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Cikokol, Kota Tangerang, Senin (5/8/2019).

Wakil Rektor I UMJ, Endang Sulastri menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penelitian tentang keberagamaan akademika demi memperkuat penyamaian nilai kebangsaan dalam bermasyarakat.

Penelitian metode kombinasi antara survei dan kualitatif ini dilakukan Desember 2018-Maret 2019 di 3 perguruan tinggi negeri, 2 sekolah kedinasan, dan 3 perguruan tinggi Muhammadiyah yang berada di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Ia menyatakan, dalam penelitian yang respondennya 382 beragama muslim dan 50 beragama non muslim ini menunjukkan adanya potensi-potensi ketidak toleransian yang kemudian menjadi sebuah kerentanan.

Sebanyak 4,19 persen responden menyatakan Pancasila bertentangan dengan Islam. Sebanyak 19,37 persen responden setuju Pancasila syariah Islam.

Namun, Sebanyak 17,54 persen responden pula mengaku sering membantu kelompok perjuangan negara Islam.

“Potensi ini tetap harus diwaspadai, perhatikan, jadikan alarm agar proses pembangunan nilai-nilai kebangsaan di kampus. Tetapi, bukan berarti kita pesimistis,” tegasnya.

Selain itu, hasil penelitian pun menyebutkan sebanyak 34,8 responden memandang terorisme secara positif. Sebanyak 16,2 persen responden memandang jihad kekerasan yang secara positif.

Data juga menyebutkan, sebagian besar responden tak memiliki afiliasi kepada organisasi kemahasiswaan atau keagamaan. Selain itu, sebagian responden survei internet menjadi sumber rujukan pengetahuan Islam.

“Hasil ini mudah-mudahan menjadi tindak lanjut bagi kampus-kampus agar bagaimana melakukan proses pembinaan bagi mahasiswa,” tuturnya.

Endang mengatakan, keterlibatan ormas keagamaan sangat penting dalam pertahanan dan pencegahan paparan radikalisme di lingkungan kampus.

Menurutnya, ormas perlu berbenah diri dengan memperkuat jajaran penceramahnya, metode ceramah harus lebih menarik melalui media yang akrab dengan kaum milenial dan mendekatkan diri dengan generasi muda.

“Kita harus mendorong bagaimana kelompok besar yang cenderung menyetujui dengan pancasila dan NKRI itu harus kita kobarkan. Hal ini demi membangun ketahanan kampus dari isu-isu radikal dan intoleran,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor UMT, Ahmad Amarullah menuturkan, pihaknya selalu bersinergi dengan ormas keagamaan demi pencegahan paparan radikalisme di lingkungan kampusnya.

“Sampai kita juga tak alergi untuk berdialog dengan tokoh non Islam dalam membangun nilai kebangsaan,” katanya.

Amarullah menambahkan, hasil penelitian ini menjadi referensi bagi pihaknya mendidik anak bangsa sehingga menjadi pemimpin yang dapat mengayomi segala keberagaman dan keberagamaan bangsa.

“Mahasiswa bakal terus kami dorong hidup dalam bermasyarakat bahwa kita akan bina dengan bahasa keilmuan sehingga mereka kaum intelektual dapat menerima, dialog dan diskusi demi kebangsaan,” imbuhnya.

Seri diseminasi hasil penelitian FISIP UMJ ini juga bakal digelar di Institut Tekhnologi Bandung (ITB) dalam waktu dekat demi penyamaian nilai-nilai kebangsaan. (hisyam)

Disarankan
Click To Comments