TANGERANG,PenaMerdeka Pengakuan warga Graha Permata Cikupa (GPC), Kampung Cipari, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, kerap tidak mandi saat hendak berangkat kerja bukan yang aneh meskipun tinggal di rumah miliknya.
Dalam testimoni diskusi hukum yang digelar warga setempat soal kelangkaan fasilitas air yang di RT 006/RW 02, GPC, Desa Ciakar, Panongan, Sihombing mengaku bukan pertama kali dia tidak di rumah saat berangkat kerja.
“Saya bangun sekitar pukul 04:00 WIB, tapi ketika mau mandi air tidak ada. Akhirnya tetap bergegas dan mandi di tempat pekerjaan,” ungkapnya saat acara, Rabu (07/11/2010) malam.
Lalu, saat tiba di rumah pun dia mengaku stok air di rumahnya tidak ada. Jadi kata dia, sekarang ini bukan hal yang aneh kalau dirinya kerap tidak mandi. Kebutuhan air sangat penting, tetapi pengembang belum juga memfasilitasi ketersediaan air meskipun saat proses pembelian rumah menjanjikan sumur pantek plus mesin pompa semijetpump.
“Sampai sekarang belum terpasang (pompa,red). Kita mengharapkan ada air bersih,” tukas Sihombing.
Dia melanjutkan, meski saat ini pengembang telah memberikan water treathment plant (WTP) tetapi belum maksimal. Pasalnya, air yang didistribusikan untuk warga dari WTP dia anggap belum memenuhi kelayakan pakai. Kelayakan air itu harus melewati beberapa tahapan.
“Kebetulan istri saya bekerja di bagian kesehatan, jadi sedikit mengerti soal standar kesehatan air yang layak. Saya sempat diskusi dengan istri,” katanya menjelaskan.
Kalau memang dianggap sebagai pengganti fasilitas air, seharusnya warga tidak berbayar dan kualitas air harus memenuhi standar kesehatan. Maka itu kami meminta pengembang segera mencarikan solusi.
Seperti diketahui, informasi yang berhasil dihimpun, sekarang ini terdapat 136 unit rumah yang dipasarkan pengembang. Hingga Juli 2019, ada sekitar 65 KK (belum terdata semua, red) tinggal di RT 006/RW 002, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan. Namun hingga saat ini warga nyaris tidak mendapat fasilitas air bersih bersih. (red)