Pro-kontra Warga Harga tes PCR Turun: Bersyukur, Masih Keberatan Hingga Kalau Bisa Ditiadakan

KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Keputusan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengenai kewajiban calon penumpang pesawat wajib tes PCR memicu pro-kontra. Banyak penumpang yang mengeluhkan kebijakan itu mengingat harga tes PCR yang menganggap masih mahal.

Sebelumnya pada Agustus lalu Kementerian Kesehatan telah menurunkan harga PCR dari 900 ribu menjadi maksimal Rp 495 ribu untuk Jawa dan Bali dan Rp 525 ribu untuk di luar Jawa dan Bali.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar harga tes swab PCR diturunkan menjadi Rp300 ribu untuk luar Jawa dan Bali, sedangkan kebalikannya Rp275 didalam Jawa dan Bali. Masyarakat pun ada yang menyambut baik, namun ada juga yang masih menilai penurunan harga ke Rp300 ribu masih memberatkan.

“Bersyukur juga PCR sudah turun. Jadi enggak terlalu mahal kalau lagi ada tugas keluar kota, kalau kemarin itu sempat keberatan saya,” kata Pretty, salah satu penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten kepada PenaMerdeka.com, Kamis (28/10/2021) petang.

img 20211028 182824
Salah satu penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Eril saat dijumpai. (hisyam/PenaMerdeka).

Sementara itu, Eril pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat menyebutkan seharusnya untuk penerbangan tidak ada tes PCR lagi. Sebab, diinginkannya supaya tidak merepotkan dalam hal persyaratan.

“Saya si pengennya digratiskan. Kalau dulu kan enggak perlu repot-repot lagi ini dan itu. Ya kalau bisa si cukup pakai surat vaksin aja lah ya,” katanya ditempat yang sama.

Penumpang lainnya tujuan luar Jawa dan Bali, Syahroni menyebutkan harga tes PRC Rp300 ribu masih terbilang mahal. Sebab, kasian sebutnya apabila ada warga yang kurang mampu ada kebutuhan mendesak dan harga tersebut hampir sama dengan tiket.

“Cuma Rp300 ribu kalau untuk beberapa orang mungkin juga masih terlalu berat. Tetapi untuk sebagian orang mungkin dianggapnya ini sudah turun, sudah murah,” ucapnya.

“Ekonomi kan belum stabil, tetapi rakyat harus dibebani dengan biaya seperti ini,” jelasnya. 

Pantauan langsung, untuk penumpang pesawat rute domestik di Bandara Soekarno-Hatta nampak sepi. Menurut data yang didapat sebelum ada peraturan tersebut, ada sekitar 70.000 pergerakan penumpang per harinya.

Kemudian, setelah syarat wajib membawa tes PCR diberlakukan, jumlah pergerakan penumpang menurun hingga menjadi 50.000 orang per harinya. (hisyam)

Disarankan
Click To Comments