Tujuh Bisnis yang Diprediksi Pulih dari Covid-19, Mulai dari Otomotif hingga Pariwisata

JAKARTA,PenaMerdeka – Economist Intelligence Unit (EIU) memprediksi ada tujuh sektor bisnis bakal pulih dari pandemi covid-19 pada tahun depan. Pertama, otomotif, diperkirakan mampu mencetak penjualan kendaraan bermotor tumbuh hingga 7,5 persen pada 2022, terutama pasar Asia dan Amerika Utara.

Kedua, sektor ritel. EIU memproyeksikan pertumbuhan ritel pada 2022 bakal berada di kisaran 3,3 persen, disesuaikan dengan inflasi. Ketiga, sektor energi, diperkirakan konsumsi energi global akan naik 2,2 persen seiring dengan pemulihan ekonomi dari pandemi covid-19.

Keempat, sektor perbankan. EIU menilai pertumbuhan PDB negara di dunia secara serempak bakal meningkatkan aktivitas perbankan, perusahaan asuransi, dan pengelola dana pada 2022.

Kelima, sektor kesehatan. Sektor kesehatan global diproyeksi menguat 4,1 persen secara tahunan pada 2022 nanti. Keenam, sektor telekomunikasi. Pasalnya, setidaknya bakal ada 16 dari 60 pasar telekomunikasi yang bakal meluncurkan jaringan internet 5G pada tahun depan.

Ketujuh, sektor pariwisata. “Pariwisata akan pulih ketika perbatasan dibuka kembali. Tetapi kedatangan internasional akan masih 30 persen di bawah level 2019,” tulis EIU seperti dikutip, Rabu (17/11/2021).

Direktur Operasi Industri EIA Ana Nicholls memproyeksikan dunia bakal kembali ke situasi hampir normal pada tahun depan, paling tidak untuk negara-negara maju.

Tapi, ia menyebut efek pandemi covid-19 akan tetap terasa, terutama di sisi permintaan, penawaran, serta harga.

“Pemerintah menjadi lebih tegas, memperkenalkan pajak dan peraturan yang akan memaksa banyak perusahaan untuk memikirkan kembali strategi mereka. Krisis perubahan iklim yang berkembang juga akan secara serius mulai memengaruhi berbisnis,” beber dia.

Ia juga memberi catatan soal gangguan rantai pasokan yang akan mempersulit produsen dan pengecer untuk memenuhi permintaan yang mulai pulih.

Masalah rantai pasokan ini diperkirakan menekan penjualan untuk barang konsumen dan otomotif. Selain itu, masalah pasokan juga akan membuat harga barang jadi mahal dan tingkat suku bunga jadi tinggi.

“Meskipun hal ini dapat meningkatkan tingkat kredit macet dan mengurangi permintaan, tetapi beberapa perusahaan konsumen dan bank akan menaikkan harga (dan bunga) demi keuntungan mereka,” jelasnya. (uki)

Disarankan
Click To Comments