KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Sejumlah pihak menyayangkan pembatalan tender pengadaan peralatan penyelenggaraan Porprov Banten VI Tahun 2022.
Bukan tanpa sebab, perhelatan multi event olahraga tingkat provinsi Banten itu bakal dilaksanakan November 2022 mendatang, sementara urusan tender lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) hingga berita ini terpublikasi belum rampung dilaksanakan. Bahkan telah dibatalkan.
Pemkot Tangerang membenarkan proses empat (4) lelang pengadaan kelengkapan senilai Rp38,3 miliar pada acara yang melibatkan 6000 atlit dari 47 cabang olahraga (Cabor) tersebut dinyatakan dibatalkan.
Pihak Dinas Pemuda Olah Raga (Dispora) Kota Tangerang ketika dikonfirmasi mengklaim sedang mengevaluasi proses pengadaan peralatan Porprov Banten.
“Lelang ke empatnya dinyatakan gagal oleh ULP. Sekarang sedang dievaluasi untuk dilelang kembali,” jawab Kaonang Kadispora Kota Tangerang lewat pesan singkat ke penamerdeka.com, tanpa merinci penyebab gagalnya lelang, Rabu (8/6/2022).
Sejumlah isu miring terkait pelaksanaan lelang ini sempat mencuat sebulan lalu. Ada dugaan banyak oknum yang berkepentingan dalam pengadaan barang yang dianggap ‘basah’ oleh sejumlah rekanan tersebut.
“Isunya banyak kepentingan di lelang pengadaan ini. Banyak oknum yang bermain. Lelang mau dibatalkan dan skema lelang berubah pengadaan katalog elektronik,” sebut seorang sumber di Pemerintah Kota Tangerang.
Dari laman LPSE Kota Tangerang, paket lelang pengadaan peralatan Porprov ini terbagi ke empat paket pengadaan dengan nilai total Rp 38,8 miliar lebih.
“Rancangan anggaran biaya empat paket lelang ini bertebaran kemana mana. Padahal ini dokumen rahasia. Jelas ada yang membocorkan. Bisa dari dinas teknis atau dari pihak pengadaan barang dan jasa,” lanjut sumber ini sembari memperlihatkan dokumen yang dimaksud.
Dari penelusuran penamerdeka.com di laman LPSE Kota Tangerang, paket pengadaan pertama untuk mata anggaran perlengkapan peralatan permainan sebesar Rp5,5 miliar ada tiga perusahaan yang memasukan penawaran.
Kemudian untuk lelang peralatan bela diri dengan pagu sebesar Rp 11 miliar. Dalam proses ini ada sembilan (9) perusahaan yang memasukan penawaran.
Untuk lelang peralatan konsentrasi dengan pagu Rp5 miliar ada lima perusahaan yang memasukan penawaran. Yang terakhir untuk pengadaan peralatan terukur dengan pagu Rp17,3 miliar ada lima perusahaan yang memasukan penawaran.
” Dari nilai penawaran semua paket itu sebenarnya kelihatan kalau barang ini bermasalah. Nilai penawaran beberapa perusahaan berbeda jauh dengan perusahaan lain. Artinya, jika penetapan perusahaan pemenang tidak hati hati, masalah baru akan muncul,” sambung sumber ini yang mewanti wanti namanya tidak dimunculkan. (red/guh)







