Pengguna QRIS di Banten Baru 17 Persen, Dewan Dorong Semua Pihak Masif Berperan Tumbuhkan Ekonomi Berbasis Digital

MASIH BANYAK KENDALA DI WILAYAH 3T

KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Banten, mencatat pengguna layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) baru mencapai 17 persen jika dikalkulasi dari total penduduk di Tanah Jawara itu. Untuk itu, DPR RI mendorong semua pihak berperan dalam menumbuhkan ekonomi berbasis digital termasuk peran dari pers. 

Asisten Direktur BI Perwakilan Provinsi Banten, Muhammad Lukman mengatakan, dari 17 persen itu tercatat ada 2 juta pengguna atau konsumen memakai layanan tersebut. Sementara, 1,5 juta pengguna dari merchant atau pedagang yang menerapkannya. 

“Jumlah pelaku usaha yang menggunakan QRIS 1,5 juta ada kenaikan jumlah pengguna dari konsumen ada 2 juta user. Kalau kita bandingkan masih sedikit baru 17 persen,” ucapnya saat kegiatan FGD Literasi Keuangan di Karawaci, Kota Tangerang, Kamis (24/8/2023) kemarin. 

Lukman menyebutkan, pengguna QRIS terbanyak di wilayah Tangerang Raya, yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Hal itu lantaran banyak pelaku UMKM yang memilih menggunakan uang digital dalam transaksi serta didukung dengan jaringan yang kuat. 

“Dari 1,5 juta pengguna QRIS di Banten, sebanyak 1,1 juta pengguna adalah di wilayah Tangerang Raya,” ujarnya. 

BI pun mengakui masih banyak kendala yang harus di siapkan, terutama pada daerah 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdalam) di Banten. Beberapa faktor yang belum merata karena banyak masyarakat belum menggunakan telpon selular berbasis android dengan kemampuan cepat dalam transaksi.

Lalu jaringan internet yang belum merata sehingga ada beberapa daerah yang kategori “blank spot” atau tidak tersentuh jaringan sehingga warga menggunakan transaksi dengan uang tunai. Sehingga masih perlu adanya edukasi tambahan kepada pelaku usaha sehingga nantinya akan mendorong jumlah pengguna. 

“Tentunya BI tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus bekerja sama dengan kementrian yang lain, seperti Kominfo dan stakeholder lain yang memang di bidangnya untuk mendorong penggunaan ekonomi berbasis digital pada masyarakat,” tegasnya. 

Sementara itu Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea mendorong berbagai pihak terkait agar turut masif berperan dalam pertumbuhan ekonomi rakyat berbasis digital. Termasuk dari insan pers dalam menyampaikan segala program pemerintah kepada masyarakat. 

“Dalam ekonomi kerakyatan, UMKM telah membuktikan Indonesia kuat. Dan pers sangat dominan perannya karena literasi, pengetahuan, serta apapun yang disampaikannya kepada masyarakat bagi pertumbuhan ekonomi.”

“Sekaligus memiliki edukasi kepada masyarakat dari pemberitaan-pemberitaan, teman-teman (pers) juga menjadi jembatan dari pemerintah kepada masyarakat,” katanya. 

Marinus menyatakan, performa perekonomian Indonesia salah satu yang terbaik di dunia. Terbukti dari pemulihan konsumsi domestik, investasi, dan inflasi turun lebih cepat dari perkiraan hal ini ejalan dengan koordinasi yang erat antara kebijakan fiskal dan moneter.

Pertumbuhan ini melaju tinggi ditengah perlambatan ekonomi global. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2023 tercatat sebesar 5,17% (yoy), meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy).

“Pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan digitalisasi, bahwa pertumbuhan ekonomi di UMKM membuktikan cukup kuat. Tapi digitalisasi bukan tidak cinta mata rupiah, dan tidak ada bedanya bahwa dalam penggunaan QRIS hanya lebih mudah kalau ada digitalisasi ini,” jelasnya. (hisyam)

Disarankan
Click To Comments